SEPATAH KATA KEPADA BANGSA ARAB
Muhammad Iqbal
Moga makmurlah negerimu selamanya
Siapa yang meneriakkan, “Tiada Caesar atau Khusraw!”
Di negeri terdekat atau terjauh, di bumi yang lambat dan cepat ini.
Siapa yang pertama kali membaca ayat-ayat al-Qur’an?
Siapa yang mengajarkan rahasia “Tiada tuhan selain Allah!”
Di mana lentera pengetahuan ini menyala pertama kali?
Dari siapa dunia yang sekarang ini memperoleh ilmu pengetahuan?
Kepada siapa wahyu “Kalian dijadikan bersaudara!” diturunkan?
Semua ini hanya karena kemurahan hati seorang Ummi.
Yang bunga Tulipnya tumbuh dan mekar di padang pasir Arabia.
Kemerdekaan marak berbunga dalam rawatannya
‘Masa kini’ ummat bersumber dari masa lalunya.
Dia letakkan ‘hati’ dalam tubuh Adam
Dan cadar dia campakkan dari wajah moleknya.
Dia hancurkan dewa-dewa palsu jahiliyah
Hembusan nafasnya membuat ranting kering berbunga
Kobaran api dari Perang Badar dan Hunain
Semangat Haidar, Abu Bakar Siddiq, Faruq dan al-Husein
Keagungan seruan azan menjelang shalat dimulai
Pesona surat al-Shafat ketika dibacakan di medan perang
Pedang Saladin dan penglihatan hati Bayazid Bhistami
Kunci-kunci gudang penyimpanan harta karun dari dua dunia
Pikiran dan hati yang mabukkan secawan anggur
Paduan zikir dan fikir dari Rumi dan al-Razi
Pengetahuan dan ilmu, syariah danagama
Serta administrasi Negara.
Hati dalam dada yang tak pernah terpuaskan
Kemolekan al-Hambra dan Taj Mahal, pancaran keindahan di dunia
Kebanggaan kembar dari makhluq yang fana.
Semua ini adalah untaian waktu dari sejarah risalahnya.
Dan kecemelangan wujud peradabannya yang aneka ragam.
Semua yang memesona hanya wujud lahiriahnya
Kekayaan rohaninyua masih tersmebunyi dari ahli makrifat.
“Terpujilah nabi suci kita, terpujilah al-Mustafa!
Yang memberikan kepada segumpal debu ini
Keimanan kepada Tuhan yang tiada bandingnya.”
Tuhan mengasahmu, wahai bangsa gurun, jadi lebih tajam dari pedang
Dan membuatmu dari pengendara unta menjadi pengendali nasib dunia!
Takbirmu, shalatmu dan jihadmu besar dan kecil:
Pada semua inilah bergantung nasib Timur dan Barat!
Alangkah mulia dan luhur pengabdian tanpa pamrih ini.
Alangkah mulia! Namun, kini aku merasa pedih:
Bangsa-bangsa didi dunia saling pamer kepentingan
Dan kau sendiri tak tahu nilai gurunbmu!
Dulu kau bangsa yang bersatu padu, kini terpecah belah
Kau sendirilah yang memecah belah dirimu.
Dia yang dirinya terpisah dari hakikat dirinya
Dan menenggelamkan dirinya pada diri orang lain
Akan segera menjumpai kematian.
Tak ada bangsa lain mau menghargai dirimu
Seperti sendiri menghargainya.
Jiwa Mustafa tertusuk pedih karenanya
O Kau yang tak kenal ilmu sihir bangsa Barat!
Lihat kerugian yang bersembunyi di lengan bajinya.
Jika kau mau melejit dari tipu muslihatnya
Usirlah untuta-unta merteka dari wadimu!
Diplomasinya melemahkan semangatt setiap bangsa
Dan memecah belah kesatuan Arab.
Sejak bangsa Arab terjerat dalam perangkapnya
Tak sejenak pun dapat menikmati perdamaian.
O hamba yang insyaf, lihat waktu-waktumu
Ciptakan lagi dalam tubuhmu jiwa Umar bin Khatab.
Kekuatanmu ada dalam tauhid dan agama yang benar
Aapakah agama? Kemauan teguh, ketulusan hati dan iman.
Ketika hati bangsa gurun kenal rahasia Alam
Dia sanggup menjadi pelindung Allam.
Pribadinya bersahaja, tabiatnya batu ujian salah dan benar
Kebangkitannya sama dengan bersinarnya ratusan ribu bintang.
Singkap llagi rahasia gurun ini, gunung ini, lembah ini
Pasang lagi tendamu di kedalaman wujudmu
Hadapkan tabitmu pada angin gurun yang bergelora
Tempatkan dengan berani unta-untamu di medan perang.
Zaman modern lahir karena buah dari peradanmu
Mabuknya disebabkan minum anggur merahmu.
Kau telah menjadi penerang rahasia-rahasianya
Dan pembangun pertama gedung-gedungnya.
O Bangsa Gurun! Masakkan semua yang belum masak!
Bentuk lagi dunia di atas batu ujimu!
(Terjemahan Abdul Hadi W.M.)