TEMPO.CO, Bima - Kepala
Kepolisian Resor Bima Kota, Nusa Tenggara Barat, Ajun Komisaris Besar
Kumbul KS, menyatakan permintaan maaf karena mengkaitkan Jamaah Anshorut
Tauhid (JAT) dalam kasus paket buku yang diduga bom.
“Ini hanya masalah missed-komunikasi,” katanya ketika menerima kedatangan pengurus JAT di ruang pertemuan Polres, Rabu petang, 9 Januari 2013.
Kumbul menjelaskan bahwa kasus itu bermula ketika paket buku diterima polisi yang sedang bertugas piket. Karena mencurigai berisi bom, segera dikerahkan tim Gegana Brimob. ”Itu bentuk kewaspadaan dan mengantisipasi kemungkinan adanya teror,” ujarnya.
Penyebutan JAT, kata Kumbul, karena pada paket buku tersebut tertulis pengirimnya adalah pengurus JAT. Setelah diteliti ternyata paket buku itu bukan bom. ”Petugas yang menerima mengira bom. Jadi, missed-komunikasi,” ucap Kumbul pula.
Kumbul menjelaskan bahwa hingga saat ini wilayah Kota Bima masih aman. Namun, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan. Masyarakat juga diimbau agar segera melaporkan kepada kepolisian jika menemukan atau menerima barang atau paket yang mencurigakan.
Rabu, 9 Januari 2013, sebuah paket buku yang diduga sebagai bom dikirimkan ke Markas Polres Bima Kota, Polres Bima, serta Polsek Asa Kota. Paket tersebut dikirim oleh pengurus JAT Wilayah Nusa Tenggara yang beralamat di Kelurahan Melayu, Kota Bima.
Tim Gegana yang segera tiba di lokasi melakukan pemeriksaan dengan metal detector. Paket buku tersebut diledakkan karena dari paket tersebut terdengar suara saat ditempeli metal detector.
AKHYAR M NUR