33 Pesan Pendidikan Nabi Muhammad SAW . Bag. II *********************************************
-> Rasulullah saw bersabda : “Tidak ada warisan yang ditinggalkan
seorang ayah kepada anaknya yang lebih baik daripada budi pekerti yang
luhur.” (Al Mu’jam al Ausath, juz 4, hadis no.3658) *********************************************
-> Rasulullah saw bersabda : “Hak anak yang ada pada seorang ayah
adalah mengajarinya cara menulis, cara berenang dan cara memanah. Dan
hendaknya ayah tersebut mewariskan harta yang halal padanya.” (As Sunan
al Kubra’, juz 10, hal.26) *********************************************
-> Rasulullah saw bersabda : “Bagi seorang bayi, tidak ada susu yang
lebih baik untuknya daripada susu ibunya.” (‘Uyun Akhbar ar Ridha, juz
2, hal.34) *********************************************
-> Rasulullah saw bersabda : “Hati-hatilah, jangan sampai anak-anak
kalian disusui oleh pelacur dan wanita gila karena air susu itu
(karakter wanita yang menyusui tersebut) akan menular.” (Tuhaful ‘Uqul,
hal.105) *********************************************
-> Rasulullah saw bersabda : “Janganlah kalian susukan anak-anak
kalian pada wanita-wanita yang bodoh dan wanita-wanita yang memiliki
gangguan di matanya (matanya lemah) karena air susu itu menular.” (‘Uyun
Akhbar ar Ridha, juz 2, hal.34) *********************************************
-> Rasulullah saw bersabda : “Didiklah anak kalian atas tiga hal :
Mencintai Nabi kalian, mencintai ahlulbait (keluarganya) dan membaca Al
Qur’an.” (Ash Shawa’iq al Muhriqah, hal 172) *********************************************
-> Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa mendidik anak kecil
hingga ia dapat mengucapkan “lailaha-illallah” maka Allah tidak akan
menghisab (amal)nya.” (al Jami’ ash Saghir, juz 2, hal 603) *********************************************
-> Rasulullah saw bersabda : “Bukalah lidah anak-anak kalian pertama
kali dengan kalimat “lailaha-illallah”. Dan saat mereka hendak
meninggal dunia maka bacakanlah “lailaha-illallah”. Sesungguhnya barang
siapa awal pembicaraannya “lailaha-illallah” dan akhir pembicaraannya
juga “lailaha-illallah” kemudian ia hidup selama seribu tahun maka dosa
apapun tidak akan ditanyakan kepadanya. (Sya’bul Iman, juz 6, hal.398
dari Ibn Abbas) *********************************************
-> Imam al Baqir dan Imam ash Shadiq radiyallahu ‘anhuma berkata :
“Bila anak kecil telah mencapai usia tiga tahun maka ajarkan kepadanya,
‘Lailaha illallah’ sebanyak tujuh kali. Kemudian biarkanlah ia sampai
melewati usia tiga tahun lebih 7 bulan 20 hari. Lalu ajarkan kepadanya,
‘Muhammad Rasulullah’ sebanyak tujuh kali. Kemudian biarkanlah ia sampai
melewati usia lima tahun penuh. Selanjutnya tanyakan kepadanya, mana
sebelah kanan dan kirimu? Bila ia mengetahui kedua arah tersebut maka
arahkanlah wajahnya ke kiblat dan katakan kepadanya : sujudlah kamu.
Kemudian biarkanlah ia sampai melewati usia tujuh tahun penuh. Bila
telah menginjak usia tujuh tahun penuh maka katakan kepadanya : basuhlah
wajahmu dan kedua telapak tanganmu. Selesai membasuh keduanya, katakan
kepadanya : lakukanlah shalat. Kemudian biarkanlah ia sampai melewati
usia sembilan tahun. Usai menginjak usia sembilan tahun, maka ajarkanlah
cara berwudhu dan bila ia meninggalkannya maka berilah ia peringatan
(hukuman) lalu perintahlah ia supaya mengerjakan shalat dan bila ia
meninggalkannya maka berilah iaperingatan. Bila anak tersebut berhasil
mempelajari dan memahami cara berwudhu dan shalat maka insyaAllah kedua
orangtuanya akan diampuni dosa-dosanya.” (Al Amali, hal.475) *********************************************
-> Rasulullah saw bersabda : “Perumpamaan orang yang belajar di masa
kecil seperti melukis di atas batu, sedangkan perumpamaan orang yang
belajar di usia lanjut seperti menulis di atas air.” (Kanzul ‘Ummal, juz
10, hal.249 dinukil dari ath Thabrani) *********************************************
-> Rasulullah saw bersabda : “Hak anak yang ada pada ayahnya adalah
memberinya nama yang bagus, memilih ibu susuan yang baik untuknya, dan
memperbaiki budi pekertinya.” (Sya’bul Iman, juz 6 hal.401) *********************************************
-> Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah berkata :
“Ajarilah anak-anak kalian cara mengerjakan shalat dan paksalah mereka
untuk melakukannya bila telah menginjak usia baligh.” (Ghurar Hikam,
hadis no.6305) *********************************************
-> Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah berkata :
“Jika usia anak laki-laki telah matang (mampu menalar dengan baik) dan
ia telah mampu membaca sedikit dari Al Quran maka ajarkanlah cara
mengerjakan shalat kepadanya.” (Da’aimul Islam, juz 1, hal.193) *********************************************
-> Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah berkata :
“Jika anak kecil mulai matang berpikirnya maka perintahkanlah ia
mengerjakan shalat dan jika kuat (fisiknya) maka suruhlah ia berpuasa.”
(Da’aimul Islam, hal.626) *********************************************
-> Imam Ali Zainal Abidin radiyallahu ‘anhu berkata : “Adapun puasa
latihan/pendidikan adalah ketika anak mendekati usia baligh maka
tekankan ia supaya berpuasa. Tentu puasa ini belum wajib baginya, namun
sebagai bentuk pendidikan saja.” (Tahdzibul Ahkam, juz 4, hal.296). *********************************************
-> Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah berkata :
“Perintahkanlah anak kalian untuk mencari ilmu.” (Kanzul ‘Ummal, juz 16,
hal.584) *********************************************
-> Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah berkata :
“Barang siapa bertanya di waktu kecil maka ia akan menemukan jawaban di
waktu besar.” (Ghurar al Hikam hadis no.8273) *********************************************
-> Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah berkata :
“Barang siapa yang tidak belajar di waktu kecil ia tidak akan pernah
maju di waktu besar.” (Ghurar al Hikam hadis no.8973) *********************************************
-> Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah berkata :
“Berilah anak-anak kalian delima supaya cepat tumbuh giginya.”
(Makarimul Akhlak, juz 1, hal.371) *********************************************
-> Sunan ad Darimi meriwayatkan dari Syurahbil bin Sa’ad yang
berkata : “Sayidina Hasan memanggil anak-anaknya dan anak-anak
saudaranya sambil berkata, ‘wahai anakku dan anak saudaraku, sekarang
kalian kecil dan sebentar lagi kalian akan besar. Maka, pelajarilah
ilmu. Dan barang siapa di antara kalian yang tidak mampu menghafal maka
hendaknya ia mencatat dan menyimpannya dirumahnya.” (Sunan ad Darimi,
juz 1, hal.137) *********************************************
-> Imam Ali Zainal Abdidin radiyallahu ‘anhu ketika menjelaskan hak
anak dalam kitabnya Risalatul Huquq, beliau mengatakan : “Adapun hak
anakmu adalah, ketahuilah bahwa ia berasal darimu. Dan segala kebaikan
dan keburukannya di dunia dinisbatkan kepadamu. Engkau bertanggung jawab
untuk mendidiknya, membimbingnya menuju Allah dan membantunya untuk
menaati perintah-Nya. Maka, perlakukanlah anakmu sebagaimana perlakuan
seseorang yang mengetahui bahwa andaikan ia berbuat pada anaknya niscaya
ia akan mendapatkan pahala dan andaikan ia berbuat buruk padanya
niscaya ia akan memperoleh hukuman.” (Al Khishal, hal.568) *********************************************
-> Imam ash Shadiq radiyallahu ‘anhu berkata : “Sebaik-baik warisan
yang ditinggalkan orangtua adalah budi pekerti, bukan harta. Sebab
harta akan habis, sedangkan budi pekerti tetap kekal.” (Ghurar al Hikam,
hadis no.5036) *********************************************
-> Sayidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah berkata :
“Musibah terbesar adalah keturunan yang berperilaku buruk.” (Ghurar al
Hikam, hadis no.2963) *********************************************
DisClaimer Notes: Jika di Blog kami ditemukan kesengajaan dan atau tidak sengaja menyakiti siapa pun dan dalam hal apapun termasuk di antaranya menCopas Hak Cipta berupa Gambar, Foto, Artikel, Video, Iklan dan lain-lain, begitu pula sebaliknya. Kami mohon agar melayangkan penyampaian teguran, saran, kritik dan lain-lain. Kirim ke e-mail kami : ♥ amiodo@ymail.com atau ♥ adithabdillah@gmail.com