Start By Reading

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang". الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ "Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam". الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ "Maha Pemurah lagi Maha Penyayang". مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ "Yang menguasai di Hari Pembalasan". إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ "Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan". اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ "Tunjukilah kami jalan yang lurus", صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ "(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat".
ALT_IMG

The Time Is Very Important

Kesadaran akan nilai waktu harus selalu diingatkan. Dipelihara dengan rasa syukur yang besar terhadap sang Khaliq penguasa waktu. Nikmati Waktumu yang masih ada, Hargai waktumu yang masih terissa! Readmore...

ALT_IMG

Tolonglah Saya Dengan Do'a Anda

Singkat cerita ia pun melamar Sang Wanita Solehah itu. Subhanallah, kegigihannya selama 4 bulan itu membuahkan hasil. Lamarannya diterima, sebulan lagi mereka melangsungkan akad dan walimah. "Alhamdulillah, ada waktu bagi saya untuk menuntaskan target hafalan 10 juz" Tekadnya Readmore..

Alt img

HARGAI DIRI JANGAN SELALU MENGALAH

Mengalah boleh saja, tetapi pada saat yang tepat dan tempat yang pas.Tak harus mengalah bila prinsip kita benar, karena kebenaran bukan diukur dari banyaknya orang berpendapat, namun kebenaran ditentukan oleh aturan yang ada.Readmore...

ALT_IMG

MALU dan TAKUT itu Dua Sahabat yang Berbeda

MALU dan TAKUT itu adalah dua sahabat seperjuangan. Kedua sahabat tersebut berjuang sekuat-kuatnya agar TUAN-nya terjaga dari segala PENYAKIT HATI yang menyerangnya. Readmore...

ALT_IMG

Separuh Aku Adalah Separuh Kamu dan Separuh Mereka

Mungkin hari INI aku mengalami INI, di SINI dan begINIlah rasanya. Namun, besok yang ku alami ITU, akan kau alami di SANA dan begITUlah rasanyaReadmore...

ALT_IMG

ANAK DALAM HAYALAN TINGKAT TINGGI

Kelak ingin ku didik ia dengan dengan segala kebaikan yang ku miliki. Kemudian ku hiasi tempat tidurnya dengan kerlap kerlip Qiro’ah. Readmore...

ALT_IMG

JANGAN PERNAH MENUNTUT KEMUDAHAN

Mencari kenikmatan dan kebahagiaan hidup bukanlah hal yang sulit. Kenyataan menilai bahwa meraih yang demikian memiliki tingkat kerumitan oleh karena adanya rasa tidak puas, kurang bersyukur dan desakan kebutuhan yang kian kompleks. Readmore...

Monday, November 26, 2012

Agar si Kecil Bergerak Lebih Optimal

0 comments

Agar Si Kecil Bergerak Lebih Optimal

BERGERAK adalah bagian dari proses tumbuh kembang anak. Pembelajaran lewat beragam gerak aktif si kecil jelas membutuhkan perhatian khusus dari para orangtua.
Saat memasuki usia 1 tahun, si kecil menjadi lebih aktif bermain. Maka dibutuhkan lingkungan yang penuh ceria agar ia lebih bersemangat bergerak. Sudah sepatutnya, lingkungan sebagai salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran si kecil harus senantiasa memberikan kenyamanan bagi si kecil. Sehingga si kecil mudah mendapatkan ketentraman emosional.

Komunikasi intens yang dilakukan orangtua menjadi salah satu faktor pendukung anak belajar lebih aktif. Proses belajar si kecil, seperti memanjat, melompat, berguling, berjinjit, menggenggam, melempar, berjalan, berlari, sampai dengan mulai berbicara, membutuhkan perhatian cukup dari orangtua. Sebab, anak usia dini perlu ditemani dan dibimbing dalam menjalani setiap proses pembelajaran.

Nah, agar si kecil dapat belajar dan bermain dengan optimal lewat beragam gerak, Anda perlu mengikuti saran dari Lely Tobing Mont. Dipl, Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, berikut ini:
1.        Luangkan waktu untuk bergerak bersama anak. Berkonsentrasi pada apa yang anak lakukan memberikan tanggapan yang optimal.
2.      Berikan dukungan yang jelas, anak akan merasakan perhatian.
3.      Lakukan proses "bergerak" menjadi proses untuk berbagi cinta dan kepedulian menanggapi dengan dorongan dan pujian.
4.      Ciptakan lingkungan yang aman agar anak bisa bereksplorasi tanpa kehawatiran kita.
5.      Konsultasi dengan guru/dokter/psikolog untuk mengetahui tahap perkembangan yang baik dari si anak.
6.      konsisten dengan situasi bermain bersama anak karena itu akan menjadi rutinitas yang terprediksikan. 

Sumber: okezone
Continue reading →

Cukuplah Kematian Sebagai Nasihat

0 comments
Cukuplah Kematian Sebagai Nasihat

“Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!” (HR. Tirmidzi)
Berbahagialah hamba-hamba Allah yang senantiasa bercermin dari kematian. Tak ubahnya seperti guru yang baik, kematian memberikan banyak pelajaran, membingkai makna hidup, bahkan mengawasi alur kehidupan agar tak lari menyimpang. Nilai-nilai pelajaran yang ingin diungkapkan guru kematian begitu banyak, menarik, bahkan menenteramkan. Di antaranya adalah apa yang mungkin sering kita rasakan dan lakukan.
Kematian mengingatkan bahwa waktu sangat berharga Tak ada sesuatu pun buat seorang mukmin yang mampu mengingatkan betapa berharganya nilai waktu selain kematian. Tak seorang pun tahu berapa lama lagi jatah waktu pentasnya di dunia ini akan berakhir. Sebagaimana tak seorang pun tahu di mana kematian akan menjemputnya. Ketika seorang manusia melalaikan nilai waktu pada hakekatnya ia sedang menggiring dirinya kepada jurang kebinasaan. Karena tak ada satu detik pun waktu terlewat melainkan ajal kian mendekat. Allah swt mengingatkan itu dalam surah Al-Anbiya ayat 1,
“Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya) .”
Ketika jatah waktu terhamburkan sia-sia, dan ajal sudah di depan mata. Tiba-tiba, lisan tergerak untuk mengatakan, “Ya Allah, mundurkan ajalku sedetik saja. Akan kugunakan itu untuk bertaubat dan mengejar ketinggalan.” Tapi sayang, permohonan tinggallah permohonan. Dan, kematian akan tetap datang tanpa ada perundingan.Allah swt berfirman dalam surah Ibrahim ayat 44,
“Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang zalim: ‘Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul….”
**
Kematian mengingatkan bahwa kita bukan siapa-siapa
Kalau kehidupan dunia bisa diumpamakan dengan pentas sandiwara, maka kematian adalah akhir segala peran. Apa pun dan siapa pun peran yang telahdimainkan, ketika sutradara mengatakan ‘habis’, usai sudah permainan. Semua kembali kepada peran yang sebenarnya. Lalu, masih kurang patutkah kita dikatakan orang gila ketika bersikeras akan tetap selamanya menjadi tokoh yang kita perankan. Hingga kapan pun. Padahal, sandiwara sudah berakhir.

Sebagus-bagusnya peran yang kita mainkan, tak akan pernah melekat selamanya. Silakan kita bangga ketika dapat peran sebagai orang kaya. Silakan kita menangis ketika berperan sebagai orang miskin yang menderita. Tapi, bangga dan menangis itu bukan untuk selamanya. Semuanya akan berakhir. Dan, peran-peran itu akan dikembalikan kepada sang sutradara untuk dimasukkan kedalam laci-laci peran. Teramat naif kalau ada manusia yang berbangga dan yakin bahwa dia akan menjadi orang yang kaya dan berkuasa selamanya. Pun begitu, teramat naif kalau ada manusia yang merasa akan terus menderita selamanya. Semua berawal, dan juga akan berakhir. Dan akhir itu semua adalah kematian.
**
Kematian mengingatkan bahwa kita tak memiliki apa-apa
Fikih Islam menggariskan kita bahwa tak ada satu benda pun yang boleh ikut masuk ke liang lahat kecuali kain kafan. Siapa pun dia. Kaya atau miskin. Penguasa atau rakyat jelata Semuanya akan masuk lubang kubur bersama bungkusan kain kafan. Cuma kain kafan itu. Itu pun masih bagus. Karena, kita terlahir dengan tidak membawa apa-apa. Cuma tubuh kecil yang telanjang. Lalu, masih layakkah kita mengatasnamakan kesuksesan diri ketika kita meraih keberhasilan. Masih patutkah kita membangga-banggakan harta dengan sebutan kepemilikan. Kita datang dengan tidak membawa apa-apa dan pergi pun bersama sesuatu yang tak berharga.
Ternyata, semua hanya peran. Dan pemilik sebenarnya hanya Allah. Ketika peran usai, kepemilikan pun kembali kepada Allah. Lalu, dengan keadaan seperti itu, masihkah kita menyangkal bahwa kita bukan apa-apa. Dan, bukan siapa-siapa. Kecuali, hanya hamba Allah. Setelah itu, kehidupan pun berlalu melupakan peran yang pernah kita mainkan.
**
Kematian mengingatkan bahwa hidup sementara
Kejayaan dan kesuksesan kadang menghanyutkan anak manusia kepada sebuah khayalan bahwa ia akan hidup selamanya. Hingga kapan pun. Seolah ia ingin menyatakan kepada dunia bahwa tak satu pun yang mampu memisahkan antara dirinya dengan kenikmatan saat ini.Ketika sapaan kematian mulai datang berupa rambut yang beruban, tenaga yang kian berkurang, wajah yang makin keriput, barulah ia tersadar. Bahwa, segalanya akan berpisah. Dan pemisah kenikmatan itu bernama kematian. Hidup tak jauh dari siklus: awal, berkembang, dan kemudian berakhir.
**
Kematian mengingatkan bahwa hidup begitu berharga
Seorang hamba Allah yang mengingat kematian akan senantiasa tersadar bahwa hidup teramat berharga. Hidup tak ubahnya seperti ladang pinjaman. Seorang petani yang cerdas akan memanfaatkan ladang itu dengan menanam tumbuhan yang berharga. Dengan sungguh-sungguh. Petani itu khawatir, ia tidak mendapat apa-apa ketika ladang harus dikembalikan. Mungkin, inilah maksud ungkapan Imam Ghazali ketika menafsirkan surah Al-Qashash ayat 77,
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) dunia…”
dengan menyebut, “Ad-Dun-ya mazra’atul akhirah.” (Dunia adalah ladang buat akhirat)
Orang yang mencintai sesuatu takkan melewatkan sedetik pun waktunya untuk mengingat sesuatu itu. Termasuk, ketika kematian menjadi sesuatu yang paling diingat. Dengan memaknai kematian, berarti kita sedang menghargai arti kehidupan.
***
Daarut tauhid
~ oleh erva kurniawan

Continue reading →
Sunday, November 25, 2012

PENSIL jadi GURU

0 comments

Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat.
"Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?" Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya, "Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai." "Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti" ujar si nenek lagi.
 
Mendengar jawab ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai. "Tapi nek sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya." Ujar si cucu. Si nenek kemudian menjawab, "Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini." "Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini." Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil.
 
"Kualitas pertama, pensil mengingatkan kamu kalau kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya".
 
"Kualitas kedua, dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik".
 
"Kualitas ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar"..
 
"Kualitas keempat, bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu".
 
"Kualitas kelima, adalah sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah berhati-hati dan sadar terhadap semua tindakanmu".

Continue reading →

Cinta Mati Versus Takut Mati

0 comments

Palestina vs Israel: Cinta Mati vs Takut Mati

Bismillahirrahmanirrahim
Oleh Abu Asybal Usamah
Dua hari telah berlalu “perang” antara Palestina, yang diwakili fraksi-fraksi jihad terutama brigade Al-Qassam, dengan Israel. Pada dasarnya, perang ini bukanlah perang antara Palestina dan Israel, tapi Islam dengan Yahudi. Hal ini telah disinyalir oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

لا تقوم الساعة حتى تقاتلوا اليهود، حتى يقول الحجر وراءه اليهودي: يا مسلم هذا يهودي ورائي فاقتله

“Tidak akan datang hari kiamat hingga kalian (muslim) memerangi Yahudi. Hingga berkata batu yang di belakangnya yahudi ‘wahai muslim, ini yahudi di belakangku, bunuhlah ia’” ( Al-Jami’ Ash-Shaghir no 7414) dan hadits yang senada juga diriwayat Imam Muslim.

Rabu, 14 November 2012, menjadi hari dimana seolah-olah warga Palestina, terutama brigade Izuddin Al-Qassam, merasa seperti disiram “bensin” akibat syahidnya salah satu simbol perjuangan Palestina, komandan Ahmad Al-Ja’bary. Selang beberapa saat, brigade Izuddin Al-Qassam mengirimkan 45 roket buatan sendiri ke kota Be’er Sheva. Kemudian disusul “pengiriman” roket-roket ke Tel Aviv.

Genderang perang telah di tabuh. Israel hanya mampu melancarkan serangan lewat pesawat-pesawat pengintai. Hal yang sama juga ia lakukan ketika membunuh Syaikh Ahmad yasin -rahimahullah- dan Dr Abdul ‘Aziz Al-Rantisi - rahimahullah -, kini disusul oleh Ahmadain, Komandan Ahmad Sa’id Khalil Al-Ja’bary dan komandan Ahmad Abu Jalal.

Ketakutan melanda warga Israel hingga tentara mereka pun merasakan hal itu. Hal itu Nampak dalam beberapa video yang diunggah di YouTube, menggambarkan ketakutan mereka. Sampai-sampai, tentara yang berada di pangkalan militer tidak menemukan tempat berlindung yang bagus. Tenda saja mereka anggap tidak cukup mengamankan mereka. Maka, mereka mencoba sembunyi di kamar mandi dan toilet yang berada di pangkalan.

Hal ini menjadi nyata, ketika sirine peringatan, ketika datangnya roket-roket Izuddin Al-Qassam, dibunyikan. Ketakutan, histeris, isak tangis dan teriakan menggema, terutama di Tel Aviv. Kalau kita melihat kondisi ini, maka ingatan kita akan dihantarkan pada surah Al-Hasyr ayat 14

“ Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka (yahudi dan munafiqin) berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti.”

Sedangkan kaum muslimin, mereka rindu akan kesyahidan dan rindu akan janji Allah. Rasulullah (dalam riwayat Imam Ahmad) pun merindukan syahid:

“Demi jiwaku yang berada dalam genggaman-Nya. Aku cinta berperang di jalan Allah lalu terbunuh, kemudian berperang lagi lalu terbunuh, kemudian berperang lagi lalu terbunuh”

Gambar-gambar anak-anak gaza selalu menghiasi media, yang menggambarkan jiwa ksatria maju tanpa takut menghadapi moncong-moncong senjata Israel. Mereka tidak takut, karena mereka yakin akan janji Allah. Mereka siap untuk perang, karena mereka telah ditempa diatas kehidupan yang keras. Mereka hidup datas puing-puing reruntuhan. Ya, mereka terbiasa dengan itu. Sedangkan yahudi? Mereka hanya cinta kehidupan. Mereka tidak ingin merasakan kesengsaraan dan ingin mnikmati hidup. Maka sungguh sangat beda, mereka yang cinta kematian melawan mereka yang takut kematian.

Wallahu Ghalibun ‘ala amrihi walakinna aktsrannasi la ya’lamun
voa-islam.com

Continue reading →