Start By Reading

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang". الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ "Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam". الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ "Maha Pemurah lagi Maha Penyayang". مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ "Yang menguasai di Hari Pembalasan". إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ "Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan". اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ "Tunjukilah kami jalan yang lurus", صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ "(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat".
Wednesday, October 31, 2012

Mengapa Cepat Sekali Hatiku Berubah

0 comments



Sejenak iman kuat membara di hati. Tetapi lama kelamaan pudar dan semakin redup. Dulu sangat bersemangat mengkaji dan mengamalkan Islam, kini terus surut oleh kesibukan dunia yang seakan tanpa penghujung. Semakin diri tenggelam ke dasar lautan duniawi, nafas iman terasa semakin lemah dan akan mati lemas akhirnya.

Kelemahan iman menyebabkan diri tersungkur di lembah dosa. Ibadah Yang tidak berkualitas, perlahan menjadikan diri jauh dari ALLAH, Terseleweng dari jalan-NYA, terbenam dalam permainan duniawi, hati mengeras, nurani pudar, jiwa gersang, aqidah goyah dan iman meranggas. Sungguh tiada kemalangan yang lebih dasyat bila semacam ini berterusan hingga di pintu kubur. Wal’iyadzubillah.

Rusaknya amal bermula dari hati yang tidak dapat khusyu. Penyakit akan bertambah apabila terjadi kemalasan ketika beribadat. Berjumpa dan berhubungan dengan ALLAH tanpa wujud perasaan seolah-olah kosong dan hampa. Melakukan sekedar diri terlepas kewajiban tanpa merasai kemanisan ibadat.

Rekreasi bisa meredakan ketegangan, menuruti selera dan shopping bisa mengobati kebosanan, memakai pakaian yang indah dan mahal tidak dilarang, membeli perhiasan dan apa yang menyukakan hati bisa melahirkan kesyukuran kepada nikmat ALLAH TA’ALA.

Akan tetapi, perkara begini kadang-kadang membuat lalai. Berlebihan dalam memanjakan diri, melemahkan semangat perjuangan hidup. Mengaburkan mata dan hati dan akhirnya larut dalam kesibukan dunia hingga melupakan akhirat.
Tidak menghadiri majlis ilmu atau pengajian, bisa menyebabkan lupa dan hilang pedoman hidup, tidak jelas arah dan tujuan. Siapa diri ini, berasal darimanakah dia, mau kemana dan apa yang mau dicapai ?

Manusia yang lemah dan mudah kehilangan tujuan hidupnya. Untuk mendapatkan kembali pedoman hidupnya supaya tidak tersalah jalan, memerlukan hidayah yaitu ilmu ALLAH.

Hidayah perlu dikejar dengan mujahadah. Perlu dijaga dan dirawat agar tak lepas dari genggaman. Setiap mukmin memiliki hati yang mampu berbisik mengenai keadaan imannya, siapakah yang paling mengetahui diri kita melainkan ALLAH TA’ALA dan diri kita sendiri.

Mengingati ALLAH mengantarkan pada ketenangan jiwa. Tenang dengan takdir-NYA, di kala susah senang, di kala sedih bahagia, di kala sempit lapang, di kala jatuh bangkit…. yang ada hanyalah ridho dengan jalan hidup yang ditetapkanNYA.

Hidup senantiasa optimis karena yakin segalanya telah termaktub di Lauh Mahfuz. Dan ketetapan ALLAH pada hambanya adalah yang terbaik.

Wallahu a’lam.

Continue reading →

Tuk’ smua AYAH di dunia & special thank’s buat PAPA

0 comments



Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya. 

Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya. Lalu bagaimana dengan Papa? Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng.

Tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian? Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil. 

Papa biasanya mengajari putra/putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedam. 

Kemudian Mama bilang : “Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya”, Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka…. Tapi sadarkah kamu? Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putra/putri kecilnya PASTI BISA.

Ketika kamu sudah beranjak remaja….Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak  boleh!”. 

Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga.. 

Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…

Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama…. 

Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

MENANGISLAH SOBAT.. JIKA ITU BISA MENGHAPUS DOSA2MU KEPADA ORANG TUAMU. JIKALAU KAMU MERASA PUNYA BANYAK SALAH SAMA BELIAU
Continue reading →
Tuesday, October 30, 2012

Istriku Bukan Mantan Pacar-ku... ^_^

0 comments


Istriku Bukan Mantan Pacarku

Kenalkan nama saya MI. Tapi panggil saja Ikhwan, biar lebih akrab. Usia saya, emhhh.

Ah, sudahlah teman-teman tidak perlu tahu berapa usia saya sekarang. Yang jelas sejak lama saya sudah berniat berumah tangga.

Alhamdulillah. Akhirnya saya menikah juga. Setelah penantian panjang menyendiri, meski pun lantunan do’a  selalu terpanjat disetiap ba’da shalat, dan ikhtiar yang tak mengenal lelah. Dulu salah satu teman saya, ada yang pernah bilang “Istriku adalah mantan pacarku.” Tetapi tidak bagi saya. Karena saya menikah tanpa pacaran.

Sungguh sesuatu yang tak lumrah pada masyarakat umumnya, terkesan aneh bin ajaib. Sehingga saudara dan tetangga pada bertanya, “Ketemu dimana, kok acaranya mendadak banget?” Tak ada yang saya jawab satu pun pertanyaan mereka. Di rumah, saya memang tak banyak bergaul dengan anak-anak remaja lainnya, saya lebih suka diam di rumah. Jadi menurut mereka, mana mungkin saya buru-buru mendapatkan pendamping hidup.

Ungkapan itu pun pernah keluar dari bibir bapak saya sendiri, tapi saya santai saja karena saya ingin menikah tanpa pacaran. Dan itu kini terjadi, saya menikah dengan orang yang sama sekali  tidak saya kenal sebelumnya, tapi mudah-mudahan berkah. Aamiin.

Karena proses yang terbilang sangat singkat, tanpa ada komunikasi antara saya dengan calon istri. Akhirnya setelah resmi menikah, istri saya bingung ketika akan membuatkan minuman untuk sarapan pagi. Dia tidak tahu apa yang saya sukai atau yang biasa saya minum. Apakah Susu, Kopi atau teh manis? Hehe, padahal saya doyan semua.

Akhirnya pada suatu pagi, saya sarapan dengan susu, kopi, lalu teh manis. Saya tersenyum melihat kelakuan istri saya pagi itu. Dan yang lebih lucunya lagi menurut saya, selama kurang lebih satu bulan saya belum bisa tidur berdekatan meskipun satu kamar,  kami masih pada malu-malu. Selama itu kami hanya ngobrol-ngobrol selayaknya orang pacaran, meskipun sudah resmi suami-istri.

Subhanallah, seperti itulah yang disebut nikmatnya pacaran setelah menikah. Semua obrolan kami tidak ada yang terkesan basi, semuanya gress. Tumbuh  rasa kasih sayang yang  masih sangat utuh. Sekalipun kami berpegangan tangan kami tidak merasa risih. Toh kami sudah sah.

Nah, seperti itulah rasanya jika menikah tanpa pacaran. Tidak ada istilah, “Istri saya adalah mantan pacar saya.” Sekarang kita ganti dengan, “Istriku bukan mantan pacarku.”

Nah, sekarang apakah istri saya itu cantik? Dalam hal ini menurut saya, cantik itu relatif.

Sumber : Abdul Warits - Seorang pemuda asal Karawang yang tengah belajar menjadi pegiat kata, peternak kalimat di atas pena tinta tanpa batas
Continue reading →

ASI Seorang Ibu Hanya Berlaku untuk Anaknya Sendiri

0 comments



Hidayatullah.com-- Air Suru Ibu (ASI) sangat baik bagi bayi. Namun mendonorkan ASI kepada anak orang lain, jauh tidak bermanfaat. Alasannya, ASI yang terdapat dalam tubuh masing-masing wanita memiliki komposisi yang berbeda.


Hal inilah yang diungkapkan oleh dr. Utami Roesli Sp.A, MBA., IBCLC., Ketua Sentra Laktasi Indonesia (Selasi) saat menjadi narasumber dalam “Seminar Inisiasi Menyusui Dini” di Aula Gedung A Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Depok, Senin (29/10/2012) kemarin.

Cucu dari sastrawan Marah Roesli ini mengkritik tren maraknya donor ASI saat ini. Kepada para peserta, ia memberi contoh sederhana dengan cara memperlihatkan gambar spesies Mamalia yang masing-masing sedang menyusui anaknya. Salah satunya adalah anak Anjing Laut.

“ASI nya ini komposisinya hanya untuk anaknya ini (Anjing Laut, red) saja,”, ungkapnya.
Selanjutnya, ia melempar pertanyaan pada peserta yang merupakan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.


“Bagaimana anak Anjing Laut kalau diberikan susu Onta?” tanyanya.
Wanita yang dikenal sangat gigih mengkampanyekan hak-hak anak untuk mendapat Air Susu Ibu (ASI) ekslusif menjelaskan bahwa ASI ibu hanya khusus buat anaknya sendiri, bukan untuk anak orang lain. Alasnnya, pola makan dan gaya hidup masing-masing ibu berbeda-beda. Hal ini akan mempengaruhi komposisi ASI yang akan diberikan.

IMD Wajib Dilakukan
Selain itu, wanita yang sudah 40 tahun menjadi dokter ini juga menekankan pentingnya Inisiasi Menyusui Dini (IMD) segera setelah bayi lahir.

Ia membeberkan sejumlah fakta terkait Inisiasi Menyusui Dini, diantaranya :

 1.    Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat (Fransson A  2005). Menurunkan kematian karena hypothermia atau penyakit bayi karena kedinginan  (Bergman N 2005, Bergstorm 2007)
2.     Meningkatkan oksitosin Ibu dan bayi sehingga merasa lebih tenang. Detak jantung dan pernafasan lebih cepat stabil  (Kroeger & Smith 2004).
3.     Memindahkan bakteri kulit ibu ke kulit nya Menjilat kulit ibu menelan bakteri , berkoloni diusus bayi menyaingi bakteri ganas dari lingkungannya. (Hanson L 2004).
4.     Lebih dulu mendapat kolostrum, yang kaya antibodi, untuk pertumbuhan usus,ketahanan infeksi,kehidupan bayi  (Hanson L: Immunobiology of Human Milk. 2004)
5.     Kotak Kulit ibu – bayi dini –segera setelah lahir minimal 1 jam –lebih berhASIl menyusui eksklusif dan lebih lama disusui (UNICEF India: BREAST CRAWL Initiation of breastfeeding by breast crawl. UNICEF India 2007, Sose CIBA Symposium 1978, Kramer, et al JAMA 2001,Vaidya K, et al Nepal Medical College Journal 2005).

Menurutnya, di Indonesia sendiri, dengan keluarnya aturan PP no 33 tahun 2012 maka IMD sudah wajib dilakukan oleh para tenaga medis, baik itu dokter kandungan maupun bidan.
“Sanksinya tidak main-main, kalau tidak dilakukan maka akan ada sanksi lisan atau teguran dan pencabutan izin praktek,” ungkapnya.*

Rep: Sarah Chairunisa
Red: Cholis Akbar
Continue reading →

:: Mengapa Hawa Tercipta Saat Adam Tertidur ?? ::

0 comments


:: Mengapa Hawa Tercipta Saat Adam Tertidur ?? ::

Bismillaahirrohmaanirrohiim..

Dikatakan bahwa seorang laki-laki jika kesakitan, maka dia akan membenci. Sebaliknya wanita saat dia kesakitan, maka semakin bertambah sayang dan cintanya.

Seandainya Hawa diciptakan dari Adam 'alaihissalam saat Adam terjaga, pastilah Adam akan merasakan sakit keluarnya Hawa dari sulbinya, hingga dia akan membenci Hawa.Akan tetapi Hawa diciptakan dari Adam saat dia tertidur, agar Adam tidak merasakan sakit dan tidak membenci Hawa.

Sementara seorang wanita akan melahirkan dalam keadaan terjaga, dia melihat kematian ada dihadapannya, akan tetapi semakin bertambah sayang dan cintanya kepada anak yang dilahirkannya, bahkan dia akan menebusnya dengan kehidupannya.

Sesungguhnya Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuk bengkok yang tugasnya adalah melindungi Qalbu (jantung, hati nurani).

Tugas Hawa adalah menjaga qalbu. Oleh karena itu Hawa diciptakan dari tempat yang nantinya akan berinteraksi dengannya. Sementara Adam diciptakan dari tanah, karena dia akan berinteraksi dengan tanah, dia akan menjadi petani, tukang batu, tukang besi, dan tukang kayu.

Adapun seorang wanita, maka akan berinteraksi dengan perasaan, dengan hati. Dia akan menjadi seorang ibu yang penuh kasih, seorang saudari yang penyayang, seorang putri yang manja dan seorang istri yang penurut.

Kedokteran modern telah menetapkan bahwa seandainya bukan karena tulang rusuk tersebut pastilah pukulan yang paling ringan yang diberikan kepada jantung akan menyebabkannya rusak dan menuju kepada kematian.

Maka Allah menciptakan tulang rusuk tersebut untuk menjaga qalbu. Kemudian Dia menjadikannya bengkok untuk melindungi qalbu dari sisi yang kedua. Oleh karena itu, wajib bagi Hawa untuk berbangga karena dia diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok!!

Dan wajib bagi Adam untuk tidak berusaha meluruskan tulang yang bengkok tersebut, dikarenakan dia, sebagaimana yang dikabarkan oleh Nabi shollaloohu alaihi wasallam, jika seorang laki-laki berusaha meluruskan yang bengkok tersebut dengan serta merta, maka dia akan mematahkannya.

Yang dimaksud dengan kebengkokan tersebut adalah perasaan yang ada pada diri seorang wanita yang mengalahkan perasaan seorang laki-laki.

Maka wahai Adam, janganlah merendahkan perasaan Hawa, dia memang diciptakan seperti itu; dia adalah separuh bagian dari masyarakat sosial yang membangun separuh yang lain. Sekalipun demikian, hampir seorang wanita shalihah bisa menjadi keseluruhan masyarakat sosial tersebut.

Penulis: Syaikh Mamduh Farhan al-Buhairi hafizhohulloh.
Diketik ulang dari Majalah Qiblati edisi 11 tahun V, Ramadhan 1431 H- Agustus 2010.
Continue reading →

Pusing 10 Keliling….. !!!

0 comments


Pusing 10 Keliling….. !!!

1. Pusing otak
*mikirin kamu siang malam, lama-lama bisa stress...

2. Pusing mata
*liatin kamu terus, bosan tau....!!

3. Pusing telinga
*terima telponmu setiap saat, waddeh panas kupingku..

4. Pusing hidung
*hatchihhhhh,,, parfum itu lagi,, alergi non...

5. Pusing mulut
*Masakanmu membosankan, pedes, asin, asem, hufhhhh

6. Pusing tangan
*Ne tangan bukan gerobak, pke ngangkut belanjaan...

7. Pusing Perut
*Tak bisa liat makanan enak, sllu minta ditraktirin, perut baskom kali yah...

8. Pusing kaki
*Kesana kemari harus di anter, dikira gue robot apa...

9. Pusing hati
*Di depanku kau romantis, di belakangku kau main hati.

10. Pusing 7 keliling
*Dari pada pusing, mendingan kita putus.. ^_^
Continue reading →

Sadar atau Tidak, 10 Racun ini Ada dalam Diri Kita

0 comments


 10 Racun Dalam DiriKita yang Tidak Disadari


1. Racun pertama : Menghindar

Gejalanya: Lari dari kenyataan, mengabaikan tanggung jawab, padahal dengan melarikan diri dari kenyataan, kita hanya akan mendapatkan kebahagiaan semu yang berlangsung sesaat.

Antibodinya: Realitas

Cara: Berhentilah menipu diri. Jangan terlalu serius dalam menghadapi masalah karena rumah sakit jiwa sudah dipenuhi pasien yang selalu mengikuti kesedihannya dan merasa lingkungannya menjadi sumber frustasi. Jadi, selesaikan setiap masalah yang dihadapi secara tuntas dan yakinilah bahwa segala sesuatu yang terbaik selalu harus diupayakan dengan keras.

2. Racun kedua : Ketakutan

Gejalanya: Tidak yakin diri, tegang, cemas yang antara lain bisa disebabkan kesulitan keuangan, konflik perkawinan, problem seksual, dll.

Antibodinya: Keberanian

Cara: Hindari menjadi sosok yang bergantung pada kecemasan. Ingatlah, 99 persen hal yang kita cemaskan tidak pernah terjadi. Keberanian adalah pertahanan diri paling ampuh. Gunakan analisis intelektual dan carilah solusi masalah melalui sikap mental yang benar. Keberanian merupakan proses reedukasi. Jadi, jangan segan mencari bantuan dari ahlinya, seperti psikiater atau psikolog.

3. Racun ketiga : Egoistis

Gejalanya: Materialistis, agresif, lebih suka meminta daripada memberi.

Antibodinya: Bersikap sosial

Cara: Jangan mengeksploitasi teman. Kebahagiaan akan diperoleh apabila kita dapat menolong orang lain. Perlu diketahui, orang yang tidak mengharapkan apapun dari orang lain adalah orang yang tidak pernah merasa dikecewakan.

4. Racun keempat : Stagnasi

Gejalanya: Berhenti satu fase, membuat diri kita merasa jenuh, bosan, dan tidak bahagia.

Antibodinya: Ambisi

Cara: Teruslah berkembang, artinya kita terus berambisi di masa depan kita. Kita kan menemukan kebahagiaan dalam gairah saat meraih ambisi kita tersebut.

5. Racun kelima : Rasa rendah diri

Gejalanya: Kehilangan keyakinan diri dan kepercayaan diri serta merasa tidak memiliki kemampuan bersaing.

Antibodinya: Keyakinan diri

Cara: Seseorang tidak akan menang bila sebelum berperang, yakin dirinya akan kalah. Bila kita yakin akan kemampuan kita, sebenarnya kita sudah mendapatkan separuh dari target yang ingin kita raih. Jadi, sukses berawal pada saat kita yakin bahwa kita mampu mencapainya.

6. Racun keenam : Narsistik

Gejalanya: Kompleks superioritas, terlampau sombong, kebanggaan diri palsu.

Antibodinya: Rendah hati

Cara: Orang yang sombong akan dengan mudah kehilangan teman, karena tanpa kehadiran teman, kita tidak akan bahagia. Hindari sikap sok tahu. Dengan rendah hati, kita akan dengan sendirinya mau mendengar orang lain sehingga peluang 50 persen sukses sudah kita raih.

7. Racun ketujuh : Mengasihani diri

Gejalanya: Kebiasaan menarik perhatian, suasana yang dominan, murung, merasa menjadi orang termalang di dunia.

Antibodinya: Sublimasi

Cara: Jangan membuat diri menjadi neurotik, terpaku pada diri sendiri. Lupakan masalah diri dan hindari untuk berperilaku sentimentil dan terobsesi terhadap ketergantungan kepada orang lain..

8. Racun kedelapan : Sikap bermalas-malasan

Gejalanya: Apatis, jenuh berlanjut, melamun, dan menghabiskan waktu dengan cara tidak produktif, merasa kesepian.

Antibodinya: Kerja

Cara: Buatlah diri kita untuk selalu mengikuti jadwal kerja yang sudah kita rencanakan sebelumnya dengan cara aktif bekerja. Hindari kecenderungan untuk membuat keberadaaan kita menjadi tidak berarti dan mengeluh tanpa henti.

9. Racun kesembilan : Sikap tidak toleran

Gejalanya: Pikiran picik, kebencian rasial yang picik, angkuh, antagonisme terhadap agama tertentu, prasangka religius.

Antibodinya: Kontrol diri

Cara: Tenangkan emosi kita melalui seni mengontrol diri. Amati mereka secara intelektual. Tingkatkan kadar toleransi kita. Ingat bahwa dunia diciptakan dan tercipta dengan keberagaman kultur dan agama.

10. Racun kesepuluh : Kebencian

Gejalanya: Keinginan balas dendam, kejam, bengis.

Antibodinya: Cinta kasih

Cara: Hilangkan rasa benci. Belajar memaafkan dan melupakan. Kebencian merupakan salah satu emosi negatif yang menjadi dasar dari rasa ketidakbahagiaan. Orang yang memiliki rasa benci biasanya juga membenci dirinya sendiri karena membenci orang lain. Satu-satunya yang dapat melenyapkan rasa benci adalah cinta. Cinta kasih merupakan kekuatan hakiki yang dapat dimiliki setiap orang.

Semoga bermanfaat dan Salam Santun Ukhuwah Karena-NYA
Continue reading →
Monday, October 29, 2012

IBU SELALU TAHU

0 comments



Tiap kali menatap wajah ibu, hatiku akan bersimbah cinta…
Menelusuri tiap lekuk garis wajahnya yang menua..
Mengamati tiap helai rambutnya yang memutih..
Ku pandang ibu dalam lelap tidurnya..
Duhai Rabb, betapa muliah Engkau ciptakan dia.
Entah dari mana engkau bentuk hatinya yang begitu tulus..
Ku raba tangannya yang mulai keriput, tangan kasar namun bertabur berkah..
Ku ingin menciumnya agar berkah itu mengalir padaku..

Duhai PENGUASA JAGAD RAYA..
Alangkah tegar dia Kau bentuk, namun betapa lembut kasihnya Kau curahkan..

Ibu..
Menggoreskan tentangmu, tak akan ada kata yang mampu mewakilkannya..
Menggambarkan indahmu tak ada tinta yang mampu mewarnai sucimu..
Menguntai kata terindah untukmu, tak akan ada pujangga yang mampu menuliskan keagunganmu..

Ibu..
Bisa apa aku tanpamu..?
Saat ku gelisah, kau tau ada yang mengganggu fikirku.. Dan belaianmu mampu menenangkanku..
Saat ku menangis, kau tahu ada yang mengusik hatiku.. Dan senyumanmu akan mendamaikan qalbuku..

Ketika malam tiba, kau tahu ku takut gelap.. Dan aku akan segera mendapatkan pelukanmu, dan sirna sudah takutku.. Ketika ku sakit, ibu tahu penderitaanku, dan ku yakin dia merasakan jauh lebih sakit dari yang ku rasakan, akan ku temukan raut sedih dan air mata tiap menatapku yang lemah.

Ibu tahu betapa sedihnya aku ketika ku gagal meraih apa yang ku inginkan.. Dan dia akan memacu semangatku lagi.

Ibu tahu saat ku jatuh cinta, dan senyumnya akan menggodaku, namun nasihatnya membuatku tak berani melangkah terlalu jauh..

Ibu tahu ketika ku lelah, pijatannya mampu mengantarku dalam tidur yang lelap.. Ibu tahu tiap detail kesukaanku.. Dan apa yang tak kusuka. Ibu tahu semua makanan favoritku..

Ibu tahu saat ku begadang mengerjakan tugas-tugasku, dan akan ku temukan segelas susu atau kopi hangat di atas mejaku..

Ibu tahu, aku begitu sibuknya dan tak sempat membereskan kamar dan pakaian kotorku sehingga dia yang mengerjakan semuanya..

Ibu tahu ketika ku pulang, aku akan begitu laparnya sehingga tiap ku tiba, di meja telah tersaji makanan favoritku.. Ketika ku jauh dari ibu..

Ibu tahu saat ku rindu padanya, maka tak lama HP ku akan berdering dan ibulah yang menelponku.. Saat ku sakit ibu tahu, dan jauh di sana ibupun akan gelisah.. Ibu pun tahu betapa besarnya cintaku padanya, walau..

Aku tak pernah tahu, bila ibu sakit, aku tetap lelap dalam tidurku.. Dan ibu akan tertatih meraba mencari obat sendiri untuk mengatasi sakitnya..

Aku tak pernah tahu, bila ibu galau, dan aku mengabaikan keluhannya.. Dan ibu akan memikirkan masalahnya sendiri..

Aku tak pernah tahu, ketika ibu lelah mengurusi smua kebutuhanku, dan tak ku pedulikan rintihan pegal badannya.. Dan ibu akan mengatasi pegalnya dengan mencoba memijat dirinya sendiri..

Aku tak pernah tahu jika ibu melarangku, itu untuk kebaikanku, dan aku berlalu dari hadapannya dengan wajah tertekuk, dan ibu terluka..

Aku tak pernah tahu, jika ibu mengomel, itu smua agar aku tak melakukan kesalahan yang sama lagi. Namun ku membalas dengan kata-kata yang mampu melukai hatinya..

Aku tak pernah tahu, betapa sedihnya ibu saat ayah tiada, dan aku pun dengan mudahnya memutuskan bekerja di tempat yang jauh, meninggalkan ibu dalam sepinya..

Aku tak pernah tahu betapa takutnya ibu kehilanganku, saat ku memutuskan untuk menikah.. Dan setelahnya ku sibukkan diriku dengan keluarga baruku, dan mengabaikan ibu dalam sendirinya..

Ibu.. Selalu tahu.. Namun aku.. Tak pernah tahu.. “Allahummaghfirlana wa li walidaina warhamhuma kama rabbayana shighara” Amin….amin ya Rabbal 'aalaamin.
Continue reading →

Saatnya Mengislamkan Kembali Bahasa Melayu

0 comments


Oleh: Reza Ageung
“Jika hendak mengenal orang berbangsa
lihat kepada budi dan bahasa”

(gurindam Raja Ali Haji)

DALAM konteks nation building, bahasa memainkan peran yang amat penting di samping faktor kesatuan geografis dan ras/etnik. Misalnya, China yang terbentuk atas dataran yang luas itu disatukan oleh bahasa mandarin. Mustafa Kemal, ketika ia memulai upaya menegaskan identitas nasional bangsa Turki, mengganti bahasa Arab dengan bahasa Turki dan betul-betul men-turki-kan penggunaan bahasa. Bahkan secara ekstrem ia melarang azan dalam bahasa Arab, bahasa yang membuat setiap bangsa muslim penggunanya merasa menjadi bagian dari nation Arab walaupun sebenarnya bukan orang Arab. Demikian pula, dalam rangka membentuk nasionalisme Indonesia, ditegaskanlah bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan pada momen Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia menjadi semacam prasyarat bagi keanggotaan nation Indonesia.


Dengan ditegaskannya bahasa Melayu/Indonesia sebagai bahasa persatuan, maka ruang lingkup nation indonesia mencakup setiap wilayah yang memakai atau familiar dengan bahasa Melayu  sebagai bahasa pengantar (lingua franca) di samping bahasa ibunya. Secara kebetulan, pengguna bahasa tersebut berada para teritori yang persis sama dengan teritori Hindia Belanda sepanjang masa kolonialisme. Maka, ketika Indonesia merdeka dan terbentuk nation Indonesia berdasarkan anasir-anasir yang disepakati dalam Sumpah Pemuda, negara republik baru lahir mewarisi persis bekas batas-batas administrasi Hindia Belanda.

Namun ada kontradiksi-kontradiksi yang entah disadari atau tidak, lahir dalam penggunaan bahasa Indonesia ini. Bahasa Indonesia adalah adaptasi bahasa Melayu, maka boleh dikatakan bahwa bangsa Indonesia ini menggunakan bahasa Melayu. Bahkan, nama Melayu itu sendiri lebih dulu lahir daripada nama Indonesia, dengan demikian menamakan bahasa ini dengan bahasa Melayu tentu lebih genuin, merujuk kepada rumpun bangsa Melayu. Bangsa Melayu bukan saja orang Indonesia, melainkan tentu saja bangsa tetangga, Malaysia dan bahkan, menurut Prof. Dr. Datuk Zainal Kling, mencakup pula Mindanao-Luzon dan Champa.

Dengan logika tersebut, seharusnya nation yang lahir adalah nation Melayu dan ruang cakupannya bukanlah orang Indonesia semata melainkan juga bangsa-bangsa lain pengguna bahasa ini, setidaknya Malaysia. Namun, fakta yang terjadi ada perbedaan dan bahkan  menjurus kepada konfrontasi antar dua entitas yang seharusnya satu bangsa itu.

Konflik yang termasuk paling awal adalah ketika pada tahun 1961 Presiden Sokarno menentang keras pembentukan Federasi Malaysia oleh Inggris yang memasukkan Kalimantan Utara sebagai bagian wilayahnya. Tahun 1963, sang Penyambung Lidah Rakyat itu pun mengumandangkan seruan masyhurnya “ganyang Malaysia”.  Tahun 1969, pemerintah Indonesia menolak tegas klaim Malaysia atas pulau Simpadan, Ligitan dan Batu Puteh.
Sengketa Blok Ambalat berawal pada tahun 1979 dan sempat memanas pada tahun 2005 yang lalu. Di tahun-tahun belakangan, gesekan antara dua negara serumpun itu berkisar pada isu perlakuan TKI/TKW dan klaim kesenian daerah.

Meskipun tidak pernah berujung pada perang frontal, berulangnya konflik antara dua bangsa itu menunjukkan adanya perbedaan yang lebih disebabkan oleh batas geopolitis dibandingkan perbedaan bahasa, sejarah dan agama. Justru dalam ketiga faktor terakhir itu kedua bangsa menemui kesamaan yang hampir identik : bahasa melayu, sejarah kesultanan Islam dan agama Islam. Adapun batas geopolitis adalah warisan penjahahan yang tercipta akibat Melayu dipecah oleh dua kolonialis: Belanda di Indonesia dan Inggris di Malaysia. Dengan kata lain, adanya entitas “Bangsa Indonesia” dan “Bangsa Malaysia” tidak lain adalah warisan penjajah.

Bahasa Melayu dan Islam
Kontradiksi kedua dalam penggunaan Bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan adalah penyelewengan terhadap kandungan genuin bahasa tersebut. Penggunaan Bahasa Melayu kini tidak lagi terasa sebagai penggunaan bahasa Islam, bahkan sastra-sastra Melayu (dan Indonesia) hari ini sangat langka berakar pada nilai sastsra dan budaya Islam. Apalagi, dengan penetrasi westernisasi yang masif, Bahasa Melayu/Indonesia kini dalam konteks ilmu pengetahuan menjadi berfungsi tidak ubahnya sekedar translator bagi bahasa asing yang membawa nilai-nilai Barat yang berakar dari worldview Barat. Bahasa Melayu seharusnya menjadi cermin dan mempengaruhi alam pikiran penggunanya menjadi beralam-pikir Islam, namun alam pikiran umum orang Indonesia tidaklah berdasar worldview Islam.

Mungkin pembaca bertanya-tanya: mengapa dapat disimpulkan ada kontradiksi sebagaimana dijelaskan di atas Memangnya Bahasa Melayu itu ada kaitannya dengan agama Islam? Dengan penuh rasa hormat, penulis menyayangkan keterlupaan kita, Bangsa Melayu, akan sejarah besar bangsa Islam ini.

Sejak abad ke-12, di Melayu berjaya Kesultanan Pasai yang perlahan menggerogoti kedigdayaan Sriwijaya, pendahulu tahta Melayu dari kalangan Budha. Kesultanan ini beradaulat di jalur perdagangan yang termasuk paling penting di dunia. Bahkan, menurut Syed Naquib al-Attas dan beberapa sejarawan lain, Islam sudah masuk ke Indonesia pada masa Khulafaur-Rasyidin pada abad ke-7 lewat tangan dan lisan para ‘misionaris Islam’ yang handal. Dengan demikian, proses Islamisasi Nusantara—yaitu tanah dan air Melayu—berjalan secara sistematis.

Tidak dapat dipungkiri bahwa proses Islamisasi akan juga merambah aspek bahasa. Maka, al-Attas sangat meyakini adanya islamisasi bahasa Melayu sejak berabad lampau seiring islamisasi budaya Melayu. Dalam bukunya “Islam dalam Sejarah Kebudayaan Melayu”, al-Attas menulis;

“Salah satu kejadian baru yang terpenting mengenai kebudayaan, yang dengan secara langsung digerakkan oleh proses sejarah kebudayaan Islam adalah penyebaran bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar, bukan sahaja dalam kesusasteraan epik dan roman, akan tetapi –lebih penting– dalam pembicaraan falsafah. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa kesusasteraan falsafah Islam di kepulauan Melayu-Indonesia menambah serta meninggikan perbendaharaan katanya dan istilah-istilah khususnya dan merupakan salah satu faktor terutama yang menjunjungnya ke peringkat bahasa sastera yang bersifat rasional, yang akhirnya berdaya serta sanggup menggulingkan kedaulatan bahasa Jawa sebagai bahasa sastera Melayu-Indonesia.”

Itulah sebabnya Bahasa Melayu mengandung banyak kosakata serapan dari Bahasa Arab. Bahkan, oleh Direktur Pendidikan Tinggi Islam Departemen Agama RI (2009), Machasin, mengatakan, Bahasa Melayu disejajarkan dengan Urdu dan Turki dalam hal banyaknya keterpengaruhan Bahasa Arab, yaitu kisaran 40%-60% dari seluruh kosakata. Ini terlihat dari penggunaan bahasa ini dalam sastra-sastra dan karya tulis di abad-abad kejayaan Islam Melayu. Masih menurut al-Attas, para sastrawan dan penulis Islam-Melayu handal pada masa itulah yang menjadi pelopor kesusastraan Melayu, seperti Hamzah Fansuri, Abdul Rauf Singkel, Syamsuddin Pasai dan Nuruddin ar-Raniry. Nama terakhir adalah ulama penasehat kesultanan Aceh pada masa Sultan Iskandar II, penulis kitab Bustan as-Salatin.

Selain maraknya karya tulis dan sastra bernapaskan Islam, juga berkembang jenis huruf baru, yaitu huruf Melayu-Arab yang menggantikan dominasi huruf palawa-sansekerta pada bahasa Melayu.

Kini rasa Islam pada bahasa Melayu hampir hilang, menunjukkan adanya sekularisasi bahasa melayu dan tergantikannya secara radikal worldview Islam—yang mana bahasa melayu menjadi pengantarnya semula—dengan worldview Barat dalam asas bahasa ini. Tentu saja, sekularisasi ini tidak lepas dari pengaruh kolonialisme yang sekian lama di tanah Melayu, di samping faktor internal umat Islam sendiri yang perlahan melemah kadar kepahamannya akan agama.

Mengislamkan Kembali Bahasa Melayu
Karena bahasa adalah pembentuk alam pikiran, anasir peradaban dan menjadi pengantar sampainya gagasan-gagasan, maka Islamisasi kembali bahasa Melayu sangat diperlukan dalam rangka membangun kembali peradaban Islam. Namun, dalam upaya tersebut, dua pertanyaan mestilah dijawab oleh para intelektual muslim yang hendak berjuang di front tersebut :

Pertama, dari mana kita memulai Islamisasi bahasa melayu tersebut? Apakah dari penulisan kembali atau re-sosialisasi karya-karya sastrawan Melayu-Islam tempo dulu, atau menggalakkan kembali penulisan “sastra Islam”, ataukah perlahan mengganti istilah-istilah terentu dengan istilah lain yang bermuatan Islam?

Kedua, bagaimana kita memposisikan Bahasa Melayu terhadap Bahasa Arab? Sebagaimana menjadi mafhum am kebanyakan Muslim, Bahasa Arab telah menempati posisi primer dalam Islam, karena lewat bahasa inilah al-Qur’an dan Hadits disampaikan, dan kitab-kitab ulama rujukan ditulis. Oleh karena itu, proses penyebaran Bahasa Arab ke luar non Arab selalu seiring sejalan dengan proses islamisasi, yang akhirnya memacu lahirnya karya-karya kebangkitan dalam peradaban besar Islam dari bangsa-bangsa non-arab. Maka, sebagaimana ditulis Taqiyuddin an-Nabhani, mundurnya umat Islam hari ini salah satunya diakibatkan oleh terlupakannya Bahasa Arab.

Oleh karena itu, jika Bahasa Melayu hendak dijadikan kembali bahasa perekat bangsa Muslim Melayu dan sekaligus Bahasa Islam, maka posisi Bahasa Arab harus jelas. Setidaknya, ia dijadikan bahasa nomor satu atau nomor dua?

Menurut hemat penulis, pertama, islamisasi bahasa berlangsung sebagai konsekuensi logis dari penanaman worldview Islam. Dahulu kala pun Bahasa Arab bukanlah Bahasa Islam, namun penetrasi worldview yang intens lewat dakwah dan juga perombakan makna istilah-istilah Arab dalam lembaran-lembaran al-Qur’an, telah mengubah secara radikal fungsi Bahasa Arab menjadi  Bahasa Islam. Oleh karena itu, Bahasa Melayu hanya bisa dislamkan kembali lewat menguatkan worldview Islam di kalangan Bangsa Melayu-Islam dengan jalan dakwah. Hal ini berbanding lurus dengan dan dipengaruhi oleh kemajuan di front lain kebangkitan umat, seperti pendidikan, politik, dan sosial.

Kedua, Bahasa Arab mestilah menempati posisi pertama dalam pengantar Islam. Amat sulit untuk menganggap bahwa para ulama Melayu-Islam masa lalu itu tidak memahami Bahasa Arab sementara pada saat yang sama mereka menjadi faqih fi ad-diin (pakar dalam agama), dan tafaqquh fi ad-diin memerlukan pengetahuan Bahasa Arab yang memadai. Artinya, Bahasa Arab tentu dikuasi terlebih dahulu oleh para ulama itu yang datang berdakwah ke Nusantara. Dalam pada ini, posisi Bahasa Melayu dan islamisasinya dapat dipandang sebagai jembatan gagasan antara dakwah Islam dengan alam pikir orang Melayu. Maka dalam hal ini penulis menyepakati pandangan Dr Adian Husaini yang menyampaikan bahwa bahasa kedua yang harus dikuasai oleh umat Islam di negeri ini setelah Bahasa Arab adalah Bahasa Melayu, dengan menggaris bawahi kata ‘kedua’ dan ‘setelah’.

Dengan demikian, bahasa Melayu akan menjadi bahasa lokal Nusantara setelah Bahasa Arab, sebagaima Bahasa Persia di kekhalifahan Abassiyah dan Bahasa Turki di kekhalifahan Utsmaniyah.

Memetakan Masa Depan
Kembali ke suasana Sumpah Pemuda, setelah kita memahami kaitan antara Bahasa Melayu dengan Islam dan sejarah, maka arti nasionalisme kita menjadi absurd dan tidak begitu penting lagi. Apa artinya nasionalisme jika dua ‘bangsa’ yang berbahasa dan beragama sama dipaksa untuk bercerai dan berpisah dapur hanya karena garis administratif warisan kolonialis?

Nasionalisme yang absurd inilah masalah kita sebenarnya, yang membuyarkan kekuatan besar umat Islam di hadapan bangsa-bangsa asing yang sedang menjajah kita secara politik dan ekonomi, karena membuat sekat antar bangsa-bangsa Muslim. Padahal tanah air Melayu atau Nusantara ini memiliki potensi geografis, demografis dan kekayaan alam yang luar biasa.


Oleh karenanya, jika islamisasi bahasa Melayu dilakukan kembali, ditambah faktor kesatuan agama dan geografis, bukan mustahil umat Islam Melayu kembali bersatu dan digdaya sebagaimana masa kesultanan-kesultanan dahulu yang perkasa di darat dan di laut dalam mengusir kekuatan imperialisme dan kolonialisme—yang kini berubah wajah menjadi westernisasi, liberalisme dan kapitalisme.*
Penulis adalah pemerhati masalah keislaman

Continue reading →