Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah gelar Datuk Indomo yang
akrab dengan panggilan Buya Hamka, lahir 16 Februari 1908, di Ranah
Minangkabau, desa kampung Molek, Sungai Batang, di tepian danau Maninjau,
Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Buya Hamka yang bergelar Tuanku
Syaikh, gelar pusaka yang diberikan ninik mamak dan Majelis Alim-Ulama negeri
Sungai Batang – Tanjung Sani, 12 Rabi’ul Akhir 1386 H/ 31 Juli 1966 M, pernah
mendapatkan anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa dari Universitas al-Azhar,
1958, Doktor Honoris Causa dari Universitas Kebangsaan Malaysia, 1974, dan
gelar Pengeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia.
Buya Hamka adalah seorang ulama
yang memiliki ‘izzah, tegas dalam aqidah dan toleran dalam masalah khilafiyah.
Beliau sangat peduli terhadap urusan umat Islam, sehingga tidak mengherankan,
di dalam dakwahnya, baik berupa tulisan maupun lisan, ceramah, pidato atau
khutbah selalu menekankan tentang ukhuwah Islamiyah, menghindari perpacahan dan
mengingatkan umat untuk peduli terhadap urusan kaum muslimin.
Ketika dihembuskan opini
tentang cerdas dan pintarnya orang-orang Yahudi Israel, sehingga dapat
mengalahkan pasukan Arab dalam perang Arab-Israel. Maka Buya meluruskan
pemahaman tersebut melalui tulisan beliau di dalam Tafsir Al-Azhar, Juzu’ 1,
halaman 221:
“Sebab yang utama bukan itu,
Yang terang ialah karena orang Arab khususnya dan Islam umumnya telah lama
meninggalkan senjata batinnya yang jadi sumber dari kekuatannya. Orang – orang
yang berperang menangkis serangan Israel atau ingin merebut Palestina sebelum tahun
1967 itu, tidak lagi menyebut-nyebut Islam.
Islam telah mereka tukar dengan
Nasionalisme Jahiliyah, atau Sosialisme ilmiah ala Marx. Bagaimana akan menang
orang Arab yang sumber kekuatannya ialah imannya, lalu meninggalkan iman itu,
malahan barangsiapa yang masih mempertahankan idiologi Islam, dituduh
Reaksioner. Nama Nabi Muhammad sebagai pemimpin dan pembangun dari bangsa Arab
telah lama ditinggalkan, lalu ditonjolkan Karl Marx, seorang Yahudi.
Jadi untuk melawan Yahudi
mereka buangkan pemimpin mereka sendiri, dan mereka kemukakan pemimpin Yahudi.
Dalam pada itu kesatuan akidah kaum Muslimin telah dikucar-kacirkan oleh
ideologi – ideologi lain, terutama mementingkan bangsa sendiri. Sehingga dengan
tidak bertimbang rasa, di Indonesia sendiri, di saat orang Arab sedang bersedih
karena kekalahan, Negara Republik Indonesia yang penduduknya 90% pemeluk Islam,
tidaklah mengirimkan utusan pemerintah buat mengobati hati negara-negara itu,
melainkan mengundang Kaisar Haile Selassie, seorang Kaisar Kristen yang berjuang
dengan gigihnya menghapus Islam dari negaranya.
Ahli – ahli Fikir Islam modern
telah sampai kepada kesimpulan bahwasanya Palestina dan Tanah Suci Baitul
Maqdis, tidaklah akan dapat diambil kembali dari rampasan Yahudi (Zionis) itu,
sebelum orang Arab khususnya dan orang–orang Islam seluruh dunia umumnya,
mengembalikan pangkalan fikirannya kepada Islam. Sebab, baik Yahudi dengan
Zionisnya, atau negara-negara Kapitalis dengan Christianismenya, yang membantu
dengan moril dan materil berdirinya Negara Israel itu, keduanya bergabung jadi
satu melanjutkan Perang Salib secara modern, bukan untuk menentang Arab karena
dia Arab, melainkan menentang Arab karena dia Islam”.
Di Juzu’ VI, halaman 307, Buya
juga menjelaskan konspirasi negara-negara Eropa dan Amerika dalam pendirian “
Negara Israel”, “Yaitu mereka jajah Palestina, mereka rampas dari tangan Turki.
Lalu diserahkan oleh Menteri Luar Negeri Inggris, Lord Boulfour (seorang
Yahudi), kepada kaum Zionis, gerakan Yahudi terbesar di zaman ini, supaya mereka
membuat negara di sana. Sehabis Perang Dunia Kedua disuruhlah orang Yahudi
membentuk Negara Israel di Palestina”.
Buya Hamka berpulang ke
Rahmatullah, 24 Juli 1981, telah meninggalkan warisan dan pelajaran yang sangat
berharga untuk ditindak lanjuti oleh genarasi Islam, yaitu istiqamah dalam
berjuang, menjaga persatuan umat dan peduli terhadap urusan kaum Muslimin.
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah
kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan
janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang
yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha
Penyayang.”(QS: Al-Hasyr/59: 10). (fn).
H. Ferry Nur S.Si, Sekjen KISPA
(Email: ferryn2006@yahoo.co.id)
DisClaimer Notes: Jika di Blog kami ditemukan kesengajaan dan atau tidak sengaja menyakiti siapa pun dan dalam hal apapun termasuk di antaranya menCopas Hak Cipta berupa Gambar, Foto, Artikel, Video, Iklan dan lain-lain, begitu pula sebaliknya. Kami mohon agar melayangkan penyampaian teguran, saran, kritik dan lain-lain. Kirim ke e-mail kami : ♥ amiodo@ymail.com atau ♥ adithabdillah@gmail.com