Kekayaan datang dari hati yang memberi, sedangkan kemiskinan
datang karena keserakahan hati.
Hati yang bersyukur dan amemberi mendatangkan kekayaan, sedangkan
hati keserakahan dan meminta itulah sumber kemiskinan.
Diceritakan ada dua roh yang spesial untuk
dilahirkan ke dunia dengan status memberi dan diberi. Lalu Raja neraka
menentukan roh A akan terlahir sebagai yang suka memberi dan roh B sebagai yang
suka menerima.
Tetapi roh A protes dan meminta ingin
terlahir sebagai yang diberi, sedangkan roh B hanya ikhlas menerima apapun
keputusan raja neraka.
Akhirnya raja neraka memutuskan dan
mengingatkan pilihan tidak bisa dirubah lagi.
Karena roh A ingin dilahirkan sebagai yang diberi, maka di dunia akan menjadi seorang pengemis dan roh B terlahir menjadi orang kaya yang dermawan, sehingga bisa selalu memberi.
Karena roh A ingin dilahirkan sebagai yang diberi, maka di dunia akan menjadi seorang pengemis dan roh B terlahir menjadi orang kaya yang dermawan, sehingga bisa selalu memberi.
Mendengar keputusan tersebut roh A
menyesal sekali dan ingin protes kepada raja neraka. Tetapi keputusan telah
ditetapkan dan tidak bisa diubah. Nasib telah telah ditentukan.
Raja neraka hanya mengatakan kepada
roh B,”Itulah akibat keserakahan hatimu yang selalu ingin diberi, menjadi
pengemis adalah sangat cocok bagimu!”
* * *
Itu hanyalah cerita yang ada di
neraka, sekarang coba kita tengok keadaan di dunia.
Ternyata keserakahan masih juga menguasai manusia dan keserakahan itu benar-benar menjadi sumber kemiskinan.
Ternyata keserakahan masih juga menguasai manusia dan keserakahan itu benar-benar menjadi sumber kemiskinan.
Manusia yang masih diliputi
keserakahan hati bukan hanya menjadi sumber kemiskinan bagi orang lain. Tetapi
itu adalah juga menjadi sumber kemiskinan bagi dirinya.
Orang yang masih memiliki keserakahan
menandakan ia masih merasa kekurangan dan dipenuhi kemiskinan.
Kekurangan bukan hanya dalam hal
materi, namun juga miskin rohani.
Keserakahan membuat manusia selalu
merasa kurang dalam hidupnya, sehingga harus selalu meminta kepada Tuhan,
padahal seharusnya adalah sudah waktunya memberi.
Hati manusia yang masih dipenuhi
kesekarahan membuatnya hidup dalam kekurangan dan takut kehilangan.
Keserakahan tak pernah membuat manusia
untuk bersyukur dan merasa puas dalam hidupnya.
Keserakahan bisa dikatakan adalah
jubah kemiskinan, baik materi maupun rohani bagi manusia.
Keserakahan adalah jubah kemiskinan
yang menyedihkan yang masih sering dipakai tak rela untuk dilepas.
Sayangnya banyak manusia yang tak
menyadari bahwa jubah kemiskinan itu pembawa bencana bagi hidupnya.