Start By Reading

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang". الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ "Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam". الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ "Maha Pemurah lagi Maha Penyayang". مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ "Yang menguasai di Hari Pembalasan". إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ "Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan". اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ "Tunjukilah kami jalan yang lurus", صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ "(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat".
Monday, November 12, 2012

Kisah Lucu 2 sahabat

0 comments



Sob ane punya kisah lucu antara dua orang sahabat niih, tadi pas habis Ujian temen temen cerita, . Hehehhee, jadi terinspirasi untuk memasukkan ke dalam Blog. Ini niih kisahnya antara Humaidi dan Saeful.

Huamidi dan Saiful, dua santri senior pesantren Al-Islami, beserta Ustadz Makmun, suatu ketika jalan jalan ke Arab dan Mesir. Dengan bekal bahasa Arab mumpuni yang mereka pelajari selama bertahun tahun mendalami kitab kitab kuning. Humaidi dan Saeful dengan percaya diri menuju Arab. Mereka sudah tidak sabar untuk mempraktekan langsung bahasa Arabnya kepada orang Arab asli di sana.

Dengan menggunakan pesawat terbang, mereka pun sampai juga di Arab. Humaidi dan sahabatnya takjub melihat banyaknya orang berpakaian ala syekh di sana. Orang orang yang berllau lalang semuanya berbahasa Arab dan Inggris membuat dua santri ini semakin bersemangat.

“Wah. Wah. Sepertinya semua orang di sini ulama semua ya, Ful” ujar Humaidi tercengeng.

“Iya, iya. Orangnya tinggi – tinggi semua, brewokan dan putih putih, mirip habib habib di kampung” ujar Iful tak kalah takjub
 
Namun baru saja sejam di Bandara menunggu jemputan, dua santri ini sudah dibuat bingung.

“Hmm, kau lihat itu!” ujar Iful sambil menunjuk sebuah konter makanan
“Ada Apa??”

“di konter itu dijual makanan bernama “A’isyu Karim”. Itu kan artinya hidup mulia. Masak makanan dinamai begitu?” ujar Iful
 
Humaiid menoleh dan melihat tulisan itu.

“Iya yah. Aneh ya? Dari bentuknya sih itu es tong – tong, tapi kok mereka begituu?” ujar Humaiid juga bingung.

“wah wah, bahaya ini, bahaya! Ternyata benar omongan orang selama ini bahwa dunia termasuk jazirah Arab sudah dikuasai kapitalisme sampai sampai es tong tong yang bisa membuat demam di beri merek begitu” ujar Iful.

“Artiya Kapitalisme itu mengajarkan bahwa dengan belanja orang akan hidup mulia, hmm, sungguh penyesatan yang nyata, kapitalisme merusak umat dengan segala cara” Ujar Humaidi prihatin.
 
Ustadz Makmun yang sedari tadi mendengarkan sambil membaca Koran hanya senyum senyum saja. Tulisan yang dibaca dua santrinya itu tak lain adalah Ice cream (es krim) yang di tulis dengan aksara arab.

Saat perjalanan menuju penginapan kembali Humaidi dan Saeful gusar. Mereka dengan jelas membaca palang rambu lalau luntas bertuliskan “mamnu’u dakhul”. Awalnya mereka merasa salah lihat, tapi ternyata mereka menemukan lagi pulang itu, kata “dakhul” dalam kitab kuning artinya adalah senggama.

“Gila orang Arab itu, hmm. Masak larangan bersenggama di jalanan. Mana ada orang bersenggama di jalanan. Adanya juga kan di kamar atau kasur.” Ujar Iful lagi.

“iya, gila sekali Ful, tapi jangan-jangan di Arab lagi banyak kejadian seperti itu yaah?? Makanya ada larangan seperti itu. Duh ternyata budaya Arab sudah kebarat-baratan sekarang, sudah rusak.” Ujar Humaidi sedih.
 
Ustadz Makmun yang agak mengantuk bergoyang-goyang perutnya menahan geli, melihat tingkah dua santrinya. “Mamnu’u dkhul” ternyata adalah tanda yang menujukkan jalanan satu arah, hingga kendaraan yang berlainan arah tak boleh masuk.

Kegilaan orang Arab semakin menjadi jadi di mata dua santri lugu ini ketika ke esokan harinya mereka berjalan jalan menggunakan bis keliling kota. Mereka membaca tulisan di dinding bis”Mamnu’u Injal rokib fi toriq” dengan Ilmu bahasa Arab yang mereka kuasai mereka mengartikan dengan tak percaya kalimat itu.

“Dilarang Ejakulasi Bagi setiap Penumpang di Jalan” ujar mereka saling berpandangan
“Makin gila Ful. Makin gila ini” Ujar Humaiidi.

“Iya Naudzubillah…” Ujar Iful

“Sudah rusak Ful. Orang Arab sudah rusak. Sepertinya jika dulu tanah Arab adalah sumber para pendakwah, sekarag sepertinya tanah Arab menjadi daerah yang sangat memerlukan dakwah Islam” ujar Humaidi lagi.
 
Kembali Ustadz Makmun yang mendengarkan percakapan itu badannya berguncangan, menahan ketawa. Kata “Injal” yang dipelajari di pesantren lewat Kitab Kuning memang “ejakulasi”. Namun ternyata dalam kalimat tersebut berbeda. Tulisan itu maknanya tak lain adalah larangan bagi peumpang agar tidak mengeluarkan anggota badannya selama perjalanan.

“Itulah kalau belajar Kitab Kuning hanya memperhatikan bagian bagian yang hot-hot saja.” Ujar Ustadz Makmun dalam hati sambil berusaha menahan geli.
Hhhuuaaaah Sekian Kisah dua Sahabat ini. Semoga dapat di ambil palajaran, jangan pelajari yang hot hot saja, hahahahahaa


Leave a Reply

DisClaimer Notes: Jika di Blog kami ditemukan kesengajaan dan atau tidak sengaja menyakiti siapa pun dan dalam hal apapun termasuk di antaranya menCopas Hak Cipta berupa Gambar, Foto, Artikel, Video, Iklan dan lain-lain, begitu pula sebaliknya. Kami mohon agar melayangkan penyampaian teguran, saran, kritik dan lain-lain. Kirim ke e-mail kami :
♥ amiodo@ymail.com atau ♥ adithabdillah@gmail.com