Hidayatullah.com - Mengapa Wanita Saudi Tidak Keberatan Poligami?
Di Arab Saudi, poligami dipandang menjadi solusi bagi para wanita di tengah-tengah kekhawatiran menjadi lajang karena jumlah laki-laki yang lebih sedikit dibanding kaum Hawa.
“Pria Saudi sering bepergian dan berada di luar negeri dalam jangka waktu yang lama. Ini secara tidak langsung menjadikan mereka lupa akan perkawinan,” kata Ibrahim Al Anzi profesor bidang sosiologi sebagaimana dikutip Al Arabiya dari koran Al Sharq (27/9/2012).
Menetap di negara-ngeara Barat, kata Anzi, juga mendorong para pria untuk “melakukan hal-hal yang asing menurut norma di Arab Saudi.”
“Ini membuat mereka berpikir sangat berat mengenai perkawinan dan memiliki keluarga.”
Sementara bagi para wanita, karena tidak banyak lagi pria yang bisa mereka pilih sebagai suami, maka menjadi istri kedua dalam rumah tangga poligami adalah sebuah solusi.
“Saat seorang gadis memasuki usia 30 tahun di Arab Saudi, dia secara otomatis dianggap telat menikah dan dia menerima pria yang hanya bisa memberikan padanya sebagian dari waktu yang laki-laki itu miliki, daripada tidak menikah sama sekali.”
Baca Selengkapnya....
Di Arab Saudi, poligami dipandang menjadi solusi bagi para wanita di tengah-tengah kekhawatiran menjadi lajang karena jumlah laki-laki yang lebih sedikit dibanding kaum Hawa.
“Pria Saudi sering bepergian dan berada di luar negeri dalam jangka waktu yang lama. Ini secara tidak langsung menjadikan mereka lupa akan perkawinan,” kata Ibrahim Al Anzi profesor bidang sosiologi sebagaimana dikutip Al Arabiya dari koran Al Sharq (27/9/2012).
Menetap di negara-ngeara Barat, kata Anzi, juga mendorong para pria untuk “melakukan hal-hal yang asing menurut norma di Arab Saudi.”
“Ini membuat mereka berpikir sangat berat mengenai perkawinan dan memiliki keluarga.”
Sementara bagi para wanita, karena tidak banyak lagi pria yang bisa mereka pilih sebagai suami, maka menjadi istri kedua dalam rumah tangga poligami adalah sebuah solusi.
“Saat seorang gadis memasuki usia 30 tahun di Arab Saudi, dia secara otomatis dianggap telat menikah dan dia menerima pria yang hanya bisa memberikan padanya sebagian dari waktu yang laki-laki itu miliki, daripada tidak menikah sama sekali.”
Baca Selengkapnya....