oleh
Laciko Duari Nugroho pada 8 April 2012 pukul
11:42 ·
Di bawah
ini adalah sebuah surat yang ditulis oleh saudari kita yang telah merelakan
suaminya pergi di jalan Jihad, berikut curahan hati istri seorang Mujahid
selama waktu penantian, sampai akhirnya ukhti kita ini mendapatkan kabar
kesyahidan suaminya.
Semoga Alloh merahmati mereka berdua dan mengumpulkan
keduanya kelak di Jannatul Firdaus.
SubhanAllah,
apakah ada orang yang ingin untuk berbuat seperti itu?
seorang
saudari memberitahukan kita…..
seorang
saudari memberitahukan kita…..
Dia
pergi dan meninggalkan aku, dia pergi ketika aku menghapus air mata.
ya
muslimin ini adalah benar yang mana terjadi pada ku dan aku akan
menceritakannya kepadamu.
Aku
menikah dengan seorang pemuda, dimana tidak seorangpun didunia ini yang sepertinya
setelah
dua bulan pernikahan dia mengatakan padaku bahwa dia mencintai wanita lain dan
cintanya pada wanita itu melebihi cintanya padaku aku memikirkan itu dan
merenungkannya beberapa saat dan kemudian aku bertanya padanya.
“apakah
cintamu padanya melebihi cintamu padaku?”
dia
menjawab “ya, aku mencintainya melebihi cintaku padamu”
aku
pun berkata “Oh suamiku pergilah dan nikahi wanita itu, karena kebahagiaanmu
adalah kebahagiaan ku dan kesenanganmu adalah kesenanganku”.
Diapun
menjawab, bahwa ia tidak memiliki uang yang cukup untuk menikahi wanita itu.
aku
pun berkata padanya ” ambillah perhiasan yang aku miliki, jual-lah itu dan
kemudian nikahi perempuan yang kau cintai”.
Diapun
mengatakan “itu mungkin akan kubutuhkan suatu hari nanti”
tetapi
dedikasiku membuatnya menerima apa yang aku berikan. Ia mengambilnya dan
menjualnya kemudian di berangkat untuk mencari cintanya.
Dia
meninggalkan aku, walaupun itu tidak berlangsung lama setelah kami menikah.
satu
bulan berlalu, dua bulan, satu tahun, dua tahun, tiga tahun……….namun suamiku
tercinta tidak mengunjungiku.
Dia
mengatakan melalui telepon bahwa dia terikat dengan pekerjaan dan dia tidak
dapat mengunjungiku.
Aku
menyeka air mataku, siang dan malam dengan merasakan kepahitan dari perpisahan
Apakah
kau berfikir bahwa aku akan membencinya?
Tidak,
aku tidak pernah membencinya. Dia adalah cintaku…aku berdiri disampingnya dan
mempercayainya karena dia adalah orang yang benar (beriman) dan menepati
janji.
Aku
rindukan untuk berbicara dengannya. Pendengaranku sangat senang ketika
aku medengar kata-katanya yang baik, suaranya yang manis (merdu)
Menenangkan
pendengaranku dan tubuhku. Kadang itu lewat satu bulan dan dia tidak
mengabariku.
Oh
betapa dinginya hati ini dan tidak berperasaannya dia. Oh betapa dinginnya hati
ini dan tidak bijaksananya dia.
Bagaimana
beraninya kau itu tanpa berbicara denganku?
Aku
tidak dapat berani selama itu, tetapi bagaimanapun lelaki, selalu lebih kuat,
mereka lebih berani dan lebih berguna (patut).
Kemudia
dia meneleponku. Aku merasa bahwa seluruh dunia berada dalam genggamanku.
Aku
menyembuyikan suaraku dan suara sengauku untuk menunjukkan padanya bahwa aku
tidak sedih. Aku berbicara dan air mata membasahi pipiku suaraku menyebabkan
berkas kepedihan. Aku menyembunyikan rasa dukaku dalam diriku. Aku menutup
rintihan dan rasa sakitku di dalam empat dinding hatiku.
Aku
harus menunjukkan bahwa aku kuat, sehingga aku tidak membuat suamiku sedih. Lelaki
seperti apa dia, yang meninggalkan perempuan yang baru dinikahinya untuk
mencari wanita lain?
Perempuan
seperti apa dia, yang menjual perhiasannya untuk pernikahan suaminya…aku kagum…
Aku heran pada kalian berdua….
Dalam
hari-hari kegelapan dan kesedihan, tidak ada sebuah hari yang membahagiakan…..
*************Telepon
berbunyi, Heyya cepat-cepat mengangkat telepon***********
Sebuah
suara yang berat “aku ingin berbicara kepada saudari Heyya”
“Ya,
aku adalah Heyya”
Dia
mengatakan “aku seorang ikhwan dari Chechnya, bersabarlah dan berharaplah pada
pahala Allah.
KARENA
SUAMIMU MENINGGAL DALAM KEADAAN SHAHIID SETELAH PERANG YANG BERAT MELAWAN RUSIA
DI CHECHNYA HARI INI
Bersabarlah
dan berharaplah akan pahala dari Allah”
aku
memegang diriku sendiri dan mengatakan “Alhamdulillah”
Aku
menutup telepon dan masuk pada sebuah kehisterisan , penderitaan, rasa sakit,
kebahagiaan. Dan semua emosi datang pada saat yang sama.
Tetapi
ibuku bersedih
“Heyya,
Heyya, ada apa, siapa yang menelepon?”
Aku
tidak dapat mengatakan padanya. Aku menangis dan tertawa
Dia
merangkulku dengan berkata “Heyya, katakana padaku apa yang terjadi, tolong”
Dengan
cara yang panjang aku katakan pada ibuku,
“Oh
ibuku, siapa yang ingin mengucapkan selamat padaku maka aku terima. Dan siapa
yang ingin meratapi ku maka tidak diperbolehkan masuk ke dalam ruanganku”
Allahhu
AKBAR. Yang datang hanyalah sedikit yang mana dapat dihitung dengan jari-jari.
SubhanAllah.
Oh
suamiku akhirnya kau menemukan kekasihmu.
Oh
suamiku kau sekarang pengantin dan kau akan menikah dengan 72 bidadari Hoor ul
ayn
Mereka
semua lebih cantik dibandingkan dengan Heyya dan lebih menyenangkan
dibandingkan dengan Heyya.
Oh
suamiku aku berharap aku dapat berbagi dengan si cantik dan menyenangkan Hoor
ul ayn.
Apakah
kau akan melupakan Heyya?
Jangan
pernah, aku tidak berfikir bahwa kau dapat melupakan Heyya
Selama
tiga tahun aku merasakan kepahitan dari perpisahan kita dan tidak pernah
mempercantik mataku.
Tetapi
aku berharap untuk diriku sendiri, aku berharap untuk diriku sendiri bahwa aku
akan menemuimu in surga Firdaus.
Cintaku
kau adalah pahlawan dan shahiid InshaAllah!!!
Kau
telah meninggalkan rumahmu yang nyaman untuk tinggal di dalam hutan dan gua-gua
di Chechnya.
Dibawah
dentuman Bom-bom dan granat-granat. Kau harus meninggalkan seorang perempuan
muda untuk tidur dalam salju dan bukit-bukit.
Aku
teringat apa yang kau katakana padaku.
“Heyya,
aku tidak dapat tidur dengan nyenyak, situasi ini membuat saudari-saudari kita
di Chechnya telah direndahkan,
Karena
situasi ini-lah hatiku berduka cita dan air mata mengalir dari mataku”
Oh
suamiku, kau adalah seoarang pria dengan karakter yang baik, nasib yang menimpa
ummat ini mengganggumu dan kau menyelesaikan kesusahan umat muslimin.
Aku
mengucapkan selamat kepadamu atas surga bi idhnillah
Aku
mengucapkan selamat kepadamu atas.persahabatan mu dengan Hamza, Ja’far, Abu
bakr, Mus’ab.
Aku
mengucapkan selamat kepadamu atas kehadiranmu bersama nabi kita tercinta nabi
Muhammad saw….Aku berharap untuk mu jalan yang tidak berliku…
Aamiin