pict by : http://ompuraka.blogspot.com/ |
JALA
KESEDIHAN
Hampir
tidak ada satu manusia-pun di dunia ini (! Dalam batasan umur) yang lewat dari
jebakan kesedihan. Di masa kanak-kanak, sangat rentan terhadap apa yang namanya
sedih. Barangkali polemik yang terjadi di lingkungan keluarga, misalnya di
tinggal pergi oleh kedua orang tuanya, dimarahi oleh saudara-saudaranya. Pun,
saat ia bermain dengan teman sebayanya, semisal habis berantem, di rebut jajannya,
hilang uang belanjaannya dan lain-lain.
Dari
kalangan remaja, sedihnya mereka rata-rata disebabkan oleh kisah asmara yang
kian tak berhujung. Sementara dikalangan orang dewasa (orang tua), kesedihan itu
mereka rasakan di saat yang tidak kalah dari apa yang anak-anak atau pun remaja
rasakan. Misalnya, jauh dari anak-anaknya, ditinggal pergi oleh suaminya, dan
masih banyak lagi kiprah sedih yang merayu manusia.
Sebagai
manusia normal, pada moment-moment tertentu kesedihan memang tidak dapat kita
hindari dan seseorang terpaksa harus bersedih karena suatu kenyataan. Oleh
karena itu, ketika seorang hamba ditimpa kesedihan hendaknya ia senantiasa
melawannya dengan pelbagai cara yang ia mumpuni walaupun ia harus melalui
proses dan perjalanan waktu yang ia sesuaikan hingga ia mampu melewati
kesedihan tersebut. Kaum muslimin, seyogyanya menjadikan doa-doa dan
sarana-sarana lain yang disyariatkan dan yang memungkinkan untuk mengusirnya.
pict by : http://ompuraka.blogspot.com/ |
Awalnya kesedihan
itu adalah hal yang lumrah, normalitas sebagai manusia yang memiliki
kelengkapan rasa menjadikan kesedihan itu adalah hal yang positif, bukan justru
sesuatu yang disikapi secara skeptis, contohnya yaitu kesedihan yang telah
terjadi yang disebabkan oleh ketidak mampuan menjalankan suatu ketaatan atau
dikarenakan tersungkur dalam jurang kemaksiatan. Dan kesedihan seorang hamba
yang disebabkan oleh kesadaran bahwa kedekatan dan ketaatan dirinya kepada
Allah sangat kurang. Maka, hal itu menandakan bahwa hatinya hidup dan terbuka
untuk menerima hidayah dan cahaya-Nya.
Apa itu sedih?
Sedih
adalah salah salah satu ekspresi emosional yang timbul apabila seseorang
dihadapkan dengan keadaan yang mengecewakan, menggelisahkan atau muncul sebagai
akibat penderitaan karena luka, sakit, derita atau ngeri. Ia juga dapat
didefinisikan sebagai perasaan duka cita dengan apa yang berlaku dalam
kehidupan yang berkemungkinan sesuatu yang menghalang kehendak dan keinginan
diri serta sesuatu yang buruk yang tidak pernah dipinta berlaku dalam keadaan
yang tidak bersedia.
Allah Ta’ala berfirman,
“Dan
bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” (QS. An-Najm:
43).
Ikrimah Rahimahullah berkata, “Tidak seorangpun, kecuali mangalami senang dan sedih. Akan tetapi, buatlah kesenangan menjadi syukur dan kesedihan menjadi sabar.”
Ikrimah Rahimahullah berkata, “Tidak seorangpun, kecuali mangalami senang dan sedih. Akan tetapi, buatlah kesenangan menjadi syukur dan kesedihan menjadi sabar.”
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam senantiasa memohon perlindungan kepada Allah
Ta’ala dari kesedihan. Do’a beliau adalah, “Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepada-Mu dari kesusahan dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan,
sifat kikir dan pengecut, lilitan hutang, dan dikuasai orang lain.” (HR.
al-Bukhari no. 2736).
pict by : http://ompuraka.blogspot.com/ |
Sebagai seorang
muslim tidak semestinya larut dalam jebakan kesedihan terlalu lama. Karenanya
akan berimbas dan mempengaruhi sendi aktifitas kehidupan lainnya. Oleh karena
itu, Islam telah mengkolaborasikan Al-Qur’an dan sunnah-sunnah Rasulullah yang
dapat kita jadikan obat sekaligus antibody guna mengatasi yang namanya
kesedihan.
1. Beriman dan beramal shalih
1. Beriman dan beramal shalih
Sebab
terbesar dan paling mendasar untuk menggapai kebahagiaan hidup adalah beriman
dan beramal shalih. Allah Ta’ala berfirman,
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97).
2. Memperbanyak dzikir kepada Allah
Dzikir memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam melapangkan dan memberikan ketentraman di dalam dada, serta menghilangkan kesedihan dan kegundahan. Sebagaimana firman Allah,
“Ketahuilah, hanya dalam berdzikir kepada Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28).
3. Menyibukkan diri dalam kegiatan yang positif
”Bunuhlah
setiap waktu kosong dengan ‘pisau’ kesibukan! Dengan cara itu, dokter-dokter
dunia akan berani menjamin bahwa Anda telah mencapai 50% dari kebahagiaan.
Lihatlah para petani, nelayan, dan para kuli bangunan! Mereka dengan ceria
mendendangkan lagu-lagu seperti burung-burung di alam bebas. Mereka tidak
seperti Anda yang tidur di atas ranjang empuk, tetapi selalu gelisah dan
menyeka air mata kesedihan” (Al-Qarni, 2006: 15)
4. Jadilah Orang Yang Bermanfaat Untuk Orang Lain
Bukankah Nabi r telah memberitahu kita bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain? Beliau telah berkata benar, karena beliau adalah Ash-Shadiqul Mashduq (yang berkata benar dan yang dibenarkan).
“Kebutuhan orang lain kepada diri Anda adalah sebuah nikmat, maka jangan pernah bosan menghadapinya, karena bisa berakibat berbalik menjadi bencana. Ketahuilah, bahwa yang terbaik dari hari-hari Anda adalah ketika Anda menjadi tujuan, dan bukan Anda yang menuju orang lain” (Al-Qarni, 2006: 531)
5. Menyikapi Masa Lalu, Masa Kini, Dan Masa Depan
pict by : http://ompuraka.blogspot.com/ |
“Jika Anda harus mengingat masa lalu, maka ingatlah masa lalumu yang indah agar Anda gembira. Jika Anda mengingat hari ini, maka ingatlah apa yang telah Anda hasilkan, pasti Anda akan merasa gembira. Dan jika Anda melihat hari esok, maka ingatlah mimpi-mimpi Anda yang indah agar Anda optimis” (Al-Qarni, 2006: 550)
Semoga Allah
senantiasa menitahkan KETEGARAN di hati kita masing-masing. Karena kita yakin
bahwasanya Allah Maha Melihat, Mendengar,
Maha Pemurah, Maha Penyayang Dan Maha Mengetahui Segala Sesuatu.
Tidak ada Air Mata yang Percuma di Dunia ini, Kecuali Air Mata Tangisan karena Allah