pict by : http://ompuraka.blogspot.com/ |
Serambi
Mungil ke Palestina?
Pagi
ini kulihat ada sedikit perbedaan yang mencolok dengan pagi yang kemarin. Jika pagi
hari ini matahari terbit dengan cahaya yang terang benderang, sedangkan kemarin
mataharinya sangat buram, hampir tidak ada titik maupun celah untuk keluarnya
cahaya.
Pikiran ku mencoba meraba-raba hingga menemukan satu keterkaitan antara
cerahnya pagi ini dibandingkan pagi kemarin dengan situasi Palestina kemarin
dengan hari ini. Karena memang baru saja, terdengar di radio tetangga, suara
BBC London (Radio masih eksis di kampungku), tengah memberitakan kabar yang
cukup menggembirakan bagi diri pribadi saat mendengarkan berita tersebut. “Israel
dan Palestina sepakat akan melakukan genjatan senjata”, lebih kurang topik
beritanya.
Beberapa
saat setelah mendengar berita tersebut, tangan ini langsung menuju sebuah tas
hitam yang diletakkan di samping kiri salah satu kursi ruang tamu. Tas tersebut
berisi laptop ber-merk “Tsh” dan se-biji modem merk “HW” dengan kecepatan cuma 3.1
mbps. Kemudian tas tersebut kubawa ke sebuah serambi mungil yang terletak di samping
rumah. Enjoy pastinya, dengan duduk bersandar sambil menyalakan leptop dan
menyambungkan modem yang telah tersedia. Aktifitas dimulai… !
pict by : http://ompuraka.blogspot.com/ |
Yang
namanya kebiasaan, pastinya tidak akan mudah dirubah. Salah satu hobiku jika
sudah memegang laptop adalah membuka permainan (game). Akan tetapi pagi ini kebiasaan
itu tidak ku lakukan, namun justru sasaran kursor tertuju pada icon kuning yang
bernama mozilla firefox dengan tampilan awalnya jelas dan pasti “google
searching” yang tampak. Tidak perlu menunggu lama, langsung saja ku ketik “Palestina
hari ini” di kotak perintah pencarian google. Berbagai update-an gambar, rubrik
berita, video tentang palestina hari ini.
Satu-persatu ku buka link tersebut sampai pada link yang ke sepuluh yaitu “Tragedi Palestina. Com - Harun Yahya. Berikut paragraf pertama isi link tersebut:
Palestina merdeka dari pemerintahan Ottoman setelah Perang Dunia Pertama dengan bantuan serangan tentara Inggris, namun tidak pernah mampu mencapai sebuah negara yang damai dan aman yang pernah dinikmatinya dalam pemeritah Ottoman. Dalam rentang waktu hampir satu abad, ribuan orang yang tak berdosa telah terbunuh oleh teror, pembantaian, dan penyiksaan bangsa Israel. Jutaan orang Palestina yang tak bersalah dipaksa keluar dari rumah dan tanah air mereka dan terpaksa hidup dalam kemiskinan, terancam kelaparan, dalam kamp-kamp pengungsian. Semua upaya untuk menyelesaikan penindasan dan kekejaman, yang disaksikan oleh dunia, dan untuk membangun sebuah perdamaian wilayah yang berkesinambungan telah gagal. Pembicaraan-pembicaraan perdamaian palsu yang dilakukan di bawah sokongan pemerintahan Barat terbukti tak ada gunanya, selain memberi kesempatan Israel melaksanakan taktik baru untuk membersihkan wilayah yang ditempatinya dari penduduk Palestina.
“Puas….!!,
sangat puas”, kesan terakhir dalam benak-ku pagi itu.
Aku
tidak berhenti di situ, sekarang giliran otakku yang “loading to searching”. Ternyata
otakku berpikir dalam rupa pertanyaan, “Palestina itu di mana yah?”. Entahlah,
tapi yang pasti, kata guru IPS ku dulu, kalau Negara Palestina itu berada di
Timur Tengah. Untuk dapat berangkat kesana tentunya butuh gocek yang banyak,
karena tidak mungkin dengan berjalan kaki melainkan menggunakan pesawat terbang
dan atau kapal laut.
Alih-alih
otak-ku kembali “loading to searching” dan menemukan kalimat, “apa aku sedang
bermimpi, dengan duduk di serambi ini, kemudian bercita-cita ingin berangkat ke
sana?, apa mungkin?”. Apapun yang ada dalam pikiran ini, hanya ada dua opsi “ya”
atau “tidak”. Tapi yang pasti, semakin aku lamunkan kembali apa yang tadi aku
saksikan di internet, seakan menarik tangan dan bahuku untuk ke sana.
Yah..!
Tidak ada yang mustahil di dunia ini. Semakin kita mengandai-andai, maka
semakin kita dekat dengan kesesatan. Sungguh-pun darah kaum muslimin ini berceceran
di mana-mana dan di bentang jarak yang jauh, tetaplah darah yang satu, Darah
Muslim termasuk di palestina. Dengan begitu jika mimpi tadi merupakan panggilan
nurani dari sebuah darah yang menangis untuk dihapuskan, menangis untuk
dipedulikan, menangis untuk diberikan pertolongan, maka Niat, Cita-cita serta
Do’a tetap harus dibangkitkan. Kapanpun dan bagaimanapun semua akan terjawab
dan akan diwujudkan oleh Allah SWT.
Segala
Sesuatu tidak ada yang mustahil…!
Insya
Allah. Aamiin
Salam : A’ di Serambi Mungil