Pertanyaan yang ‘sangat manusiawi’
sering diajukan, terutama oleh non-Muslim terhadap ajaran Islam tentang nasib
mereka kelak di akherat :”Kalau saya ini orang yang selalu berbuat baik, suka
menolong orang tidak peduli apapun keyakinannya, dermawan dan sering membantu
fakir miskin yang kesusahan, ramah dan tidak pernah menyakiti siapapun, apakah
saya akan tetap masuk neraka karena bukan seorang Muslim..??”.
Yang pertama kali saya beritahukan
adalah jawabannya adalah : saya tidak tahu, maka kalau saya menjawab bagaimana
nasib dia kelak di akherat, artinya itu bukan datang dari saya, tapi dari Allah
yang Maha Mengetahui, istilahnya saya hanya mengcopy-paste jawaban dari pihak
lain. Yang kedua, saya juga tidak berambisi mau mempesonakan orang lain dengan
jawaban yang menyenangkan, lalu harus mengarang cerita agar saya memberikan
jawaban sesuai harapan orang tersebut, itu sama saja namanya dengan menipu
orang, pada dasarnya merugikan orang tersebut sekalipun mungkin hatinya senang
mendengar apa yang saya sampaikan..
Saya kutip
lengkap pernyataan Allah tentang nasib orang kafir yang selama hidupnya
melakukan perbuatan baik di dunia :
Orang-orang kafir kepada Tuhannya,
amal ibadah mereka laksana debu-debu yang ditiup angin kencang pada suatu hari
dimana angin bertiup kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun
dari apa yang telah mereka usahakan di dunia ini. Yang demikian itu adalah
kesesatan yang jauh.” (QS. Ibrahim: 18)
Dan orang-orang yang kafir amal-amal
mereka itu laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh
orang-orang yang dahaga. Akan tetapi ketika ia mendatangi air itu ia tidak
mendapati apa-apa sama sekali. Dan ia mendapati Allah disisinya. Lalu Allah
memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat
cepat perhitungannya. (QS. An-Nur: 39)
Tentu saja anda boleh protes dengan
apa yang disampaikan Allah ini, lalu menyatakan Tuhan orang Islam tidak adil,
sama sekali tidak menghargai segala perbuatan baik yang telah dilakukan padahal
perbuatan baik tersebut juga dinilai baik dari sudut pandang agama Islam,
mendermakan harta untuk menolong orang miskin adalah perbuatan baik dalam
ajaran Islam, membantu tetangga, bersikap ramah, peduli kepada sesama, adalah
bentuk amal saleh menurut Islam, bahkan yang ditolong tersebut juga termasuk
orang Islam, lalu bagaimana mungkin Tuhan yang Maha Adil tidak menghargai
perbuatan tersebut..??
Saya berikan jawaban logis untuk
menjawab soal ini. Katakanlah tetangga anda punya seorang pembantu yang rajin,
cekatan, pintar, patuh dan hasil pekerjaannya sangat memuaskan majikannya. Lalu
di akhir bulan dia datang mengetok pintu rumah anda dan berkata :”Saya pembantu
sebelah, sudah bekerja dengan rajin, patuh dan majikan saya sangat puas dengan
pekerjaan saya. Sekarang waktunya saya minta gaji kepada anda…”. Apakah anda
mau memberikan gaji sesuai apa yang dia minta..?? Anda pasti akan menganggapnya
orang gila, bekerja untuk tetangga sebelah tapi minta gaji kepada anda, anda tentu
akan menyatakan :”Apa urusannya dengan saya..?? hasil kerja anda didedikasikan
untuk tetangga, koq minta upah sama saya..??”. Atau katakanlah seorang karyawan
teladan di bank Mandiri, bekerja dengan rajin dan pintar, memberikan kontribusi
yang positif terhadap perusahaan, menjadi contoh bagi karyawan lain. Ketika
akhir bulan dia datang ke Bank BNI untuk meminta gaji, apa anda pikir bank
tersebut mau memberikannya..?? Dedikasi dan kontribusi pekerjaannya untuk bank
Mandiri tapi mau minta gaji ke bank BNI, mana bisa..??
Seorang kafir mendedikasikan segala
perbuatan baiknya buat Tuhan yang lain, menolong orang demi Tuhan yang lain,
mendermakan hartanya demi Tuhan yang lain, lalu mau ‘minta gaji’ kepada Allah,
mana mungkin..?? Logikanya di akherat nanti dia seharusnya minta kepada Tuhan
yang selama ini dia sembah. Malangnya menurut Islam, Tuhan selain Allah yang
selama ini dia sembah bukanlah Tuhan..
Kalau ditanyakan soal apakah ada
imbalan di dunia terhadap perbuatan baik yang dilakukan, maka jawabannya :
tentu saja.., karena Allah sudah menetapkan adanya hukum sebab-akibat
berdasarkan sifat-Nya yang ‘ar-rahmaan’ – Maha Pengasih. Setiap perbuatan baik
akan mengakibatkan hasil yang baik di dunia, orang yang suka menolong akan
menerima perlakuan ramah dari lingkungan, tidak peduli dia Muslim atau kafir,
orang yang suka berderma akan menjalani hidup sejahtera, tidak peduli dia
Muslim atau kafir. Keadilan Allah, salah satunya, ada dalam hukum sebab-akibat
tersebut :
Barang siapa yang menghendaki
kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan
pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan
dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan
lenyaplah di akhirat itu apa yang mereka telah usahakan di dunia dan sia-sialah
apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Huud: 15-16)