CALIFORNIA - Ilmuwan menemukan bahwa alam semesta (universe) diselimuti oleh materi gelap dan energi gelap. Untuk itu, National Aeronautics and Space Administration (NASA) bergabung dengan European Space Agency (ESA) berupaya mengungkap energi gelap tersebut melalui misi Euclid.
Dilansir MSN, Jumat (25/1/2013), misi Euclid melibatkan teleskop luar angkasa yang akan diluncurkan di 2020. Teleskop luar angkasa ini difungsikan untuk mempelajari materi gelap misterius dan energi gelap yang melingkupi alam semesta.
NASA akan berkontribusi dengan mengusung 16 detektor inframerah dan empat perlengkapan untuk salah satu dari dua instrumen teleskop sains Euclid. Badan antariksa asal Amerika Serikat ini juga memilih 40 anggota baru untuk Euclid Consortium.
Euclid Consortium merupakan badan internasional yang terdiri dari 1.000 ilmuwan yang akan mengawasi misi dan perkembangannya. "NASA sangat bangga untuk berpartisipasi pada misi ESA. Misi ini dilakukan untuk memahami salah satu misteri sains terbesar saat ini," kata John Grunsfeld, Science Mission Directorate NASA.
Para astronom berpikir materi "normal" dapat terlihat dan disentuh hanya sebesar 4 persen di alam semesta (luar angkasa). Sisanya terdiri dari materi gelap dan energi gelap.
Energi gelap dianggap sangat menarik dan banyak peneliti percaya bahwa energi ini bertanggungjawab untuk mempercepat ekspansi alam semesta. Namun, sejauh ini energi gelap tersebut tetap menjadi misteri.
Misi Euclid diharapkan dapat memberikan pencerahan pada sudut paling gelap di alam semesta. Ilmuwan akan melibatkan pesawat luar angkasa dengan bobot 2.160 kilogram, yang akan menghabiskan waktu selama enam tahun untuk memetakan dan mempelajari hingga 2 miliar galaksi yang ada di seluruh alam semesta.
RSS : http://berita.plasa.msn.com/