Di tepian teluk bima kusayang
Tatapan bebas jauh memandang
Pikiran lepas tinggi melayang
Angin laut berhembus, hangat
Ombak kecil beriak, kesat
Pasir pantai bertabur, liat
Meranggas serumpunan bakau
Menyesak burung-burung berkicau
Dan hatiku kian resah meracau
Di mana hariku kemarin?!
Mentari semakin garang
Pohon dan gunung kian garing
Duhai, kemana sejukku berpaling?!
Sungguh tak lagi menentramkan
Alangkah tak lagi mendamaikan
Nyaman sirna, tiada lagi keindahan
Aku tak lagi betah berdiam disini
Bagai dulu habiskan masa sendiri
Nikmati waktu seolah enggan pergi
Jelang hari dalam keriangan pasti
Tak terasa, airmata tertumpah ruah
Mencari jawab mengapa alamku berulah
Menguras rasa pada rindu nan lelah
Tetap tak sudi harapku patah dan lemah
Sebab yakinku semua karena kami
Tiada lagi asih, tak miliki peduli
Pada tanah yang tlah tulus memberi
Pada air yang tlah ikhlas berbagi
Pada 'ibu' yang tlah mengajarkan arti
Bahwa memiliki adalah mencintai
Gundukkan maafku tiada berguna
Gumpalan sesalku sungguh tak terkira
Dengarlah, wahai dikau ibu sejati
Pada hati sepenuhnya kuberjanji
Kelak tak akan rela aku untuk mati
Sebelum kubuat 'ibu' bagai dulu lagi
Padamu negeri, kami mengabdi
Special thank's to my Inspiration: H. M. Nur A. Latif (Mantan Walikota Bima)