Pendukung Beitar Jerusalem membawa spanduk bertuliskan 'Beitar selalu murni.'
Polisi Jerusalem mengerahkan ratusan personel
tambahan untuk mengamankan pertandingan antara dua klub yang berlangsung
Selasa, 29 Januari, malam waktu setempat.
Pertandingan itu antara Beitar Jerusalem -yang
pendukungnya dikenal sebagai anti-Arab- melawan klub Arab-Israel,
Maccabi Umm al-Fahm.Namun permintaan ditolak oleh kepolisian dan akan berlangsung seperti biasa.
"Kami mengerahkan polisi tambahan di dan di sekitar Jerusalem dam di luar stadion," tegas juru bicara polisi Klik Israel, Micky Rosenfeld kepada kantor berita AFP.
Dia menambahkan ratusan polisi yang dikerahkan itu termasuk pasukan khusus antihuru-hara.
Sementara seorang pejabat Maccabi Umm al-Fahm mengatakan para pemain akan meninggalkan lapangan jika ada teriakan-teriakan yang menghina Nabi Muhammad.
Kontroversi pemain Chechnya
Pertandingan ini berlangsung setelah Beitar terlibat kontroversi karena akan merekrut dua pemain Muslim asal Chechnya -Zaur Sadayev dan Dzhabrail Kadiyev. Keputusan itu rupanya memicu kemarahan sekelompok pendukung.Pada pertandingan Beitar, Sabtu (26/01), terdengar sorak sorai anti-Arab dan beberapa membawa spanduk besar bertuliskan 'Beitar, selalu murni'.
Usai pertandingan, polisi menangkap tiga orang pendukung Beitar yang dituduh memicu rasisme.
Sementara pemilik klub, Arkady Gaydamak -yang berdarah Rusia Israel- menegaskan bahwa perekrutan kedua pemain asal Chechnya tetap akan diteruskan.
Pendukung Beitar dilaporkan sudah beberapa kali membuat kerusuhan yang berbau rasisme.
Bulan Maret tahun lalu, 16 pendukung Beitar ditangkap karena masuk ke dalam sebuah pusat pertokoan di Jerusalem sambil berteriak 'Matilah Arab'.
--bbc.indonesia--