Polda Nusa Tenggara Barat, NTB, terus memeriksa 90 orang tersangka kerusuhan di Kota Sumbawa Besar, NTB, yang mengakibatkan sedikitnya 37 bangunan, termasuk rumah ibadah umat Hindu yaitu Pura, dibakar dan dirusak.
Akibat kerusuhan itu, menurut Sukarman, sedikitnya 35 rumah, satu tempat ibadah Pura, satu bangunan hotel, dua pasar swalayan, serta dua rumah tokoh dijarah, dibakar dan dirusak.
Saat ini, ungkap Sukarman, para tersangka -- yang merupakan warga Kota Sumbawa Besar -- masih diperiksa untuk memastikan peran mereka masing-masing dalam kerusuhan yang berlangsung Selasa (22/01) kemarin.
"Nanti akan dipilah peran mereka-mereka," tandas Sutarman.
Isu diperkosa
Menurut Sukarman, hasil penyelidikan sementara kepolisian menyimpulkan, kerusuhan kemarin dilatari isu seorang mahasiswi beragama Islam tewas setelah diperkosa seorang anggota kepolisian yang beragama Hindu.Padahal, ungkapnya, korban tewas adalah seorang pegawai yang mengalami kecelakaan lalu lintas tunggal di sekitar 15-16 kilometer dari arah barat Kota Sumbawa Besar, pada Sabtu (19/01) lalu.
"Sepeda motor yang dikendarai terselip, kemudian mereka terjatuh ke kanan jalan. Yang pembonceng mengalami luka-luka, sedangkan yang dibonceng meninggal dunia setelah sampai di rumah sakit."
(Kabid humas Polda NTB, Ajun Komisaris Besar Sukarman Husein)
"Sepeda motor yang dikendarai terselip, kemudian mereka terjatuh ke kanan jalan. Yang pembonceng mengalami luka-luka, sedangkan yang dibonceng meninggal dunia setelah sampai di rumah sakit," ungkap Sukarman.
Dalam perkembangannya, masih menurut Sukarman, muncul isu yang berkembang di masyarakat, bahwa korban yang kebetulan beragama Islam itu tewas akibat diperkosa anggota polisi yang beragama Hindu.
"Isu ini yang menyebabkan masyarakat emosi dan bertindak anarkis," kata Sukarman.
Sejumlah saksi mata yang dikutip beberapa media nasional menyebutkan, massa yang terbakar emosinya mendatangi markas Polres Sumbawa, Selasa kemarin, untuk memastikan isu tersebut.
Tetapi tidak lama kemudian, masih menurut saksi mata, sebagian massa merusak, menjarah, serta membakar bangunan berupa hotel, pasar swalayan, sebagian rumah milik warga Hindu, serta bangunan pura di berbagai tempat di kota tersebut.
Masih ditampung
Warga Hindu di Kota Sumbawa Besar, NTB, yang rumahnya dirusak dan dibakar, menurut Sukarman, masih mengungsi di sejumlah tempat yang dianggap aman."Saat ini (mereka) masih ditampung di (markas) Polres dan Kodim," kata Sukarman.
Apabila situasinya sudah memungkinan, lanjutnya, "Mereka akan dikembalikan ke tempatnya masing-masing".
Menurutnya, mereka memilih mengungsi karena alasan keamanan. "Jadi kita melayani, karena mereka belum ingin kembali ke rumahnya," katanya.
Sampai Rabu (23/01) siang, situasi kota Sumbawa Besar secara umum mulai kondusif, kata Sukarman.
"Ada riak-riak kecil namun bisa diatasi. Aktivitas masyarakat sudah normal seperti sebelum rusuh. Dibanding kemarin, sekarang lebih banyak kemajuan dari aspek keamanan," ungkapnya.
--al jazeera.indonesia--(read)