Start By Reading

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang". الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ "Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam". الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ "Maha Pemurah lagi Maha Penyayang". مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ "Yang menguasai di Hari Pembalasan". إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ "Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan". اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ "Tunjukilah kami jalan yang lurus", صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ "(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat".
Sunday, January 27, 2013

Bahasa : Maut atau Mati?

0 comments
Mati atau kematian berasal dari bahasa arab. Mati biasa juga disebut meninggal dunia, yang berarti tidak bernyawa, atau terpisahnya roh dari zat, psikis dari fisik, jiwa dari badan, atau yang ghaib dari yang nyata. Seseorang yang sudah mati disebut mayat/ jenazah.
Pada hakekatnya maut atau mati adalah akhir dari kehidupan dan sekaligus awal kehidupan (baru). Jadi maut bukan kesudahan, kehancuran atau kemusnahan. Maut adalah suatu peralihan dari suatu dunia ke dunia lain, dari suatu keadaan kepada keadaan lain, tempat kehidupan manusia akan berlanjut.
Kematian adalah sesuatu yang pasti pada saat yang telah ditentukan, tidak ada kaitannya dengan perang atau damai, tempat yang kokoh atau yang sederhana, dan ada upaya atau tidak untuk mempercepat atau memperlambatnya. Jika maut itu datang, maka datanglah ia.
Dalam al-Quran surah Yunus ayat 49, menyatakan tentang kematian yang sudah pasti adanya.
“... Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan-Nya.”
Seseorang yang dikatakan mati apabila mempunyai tanda-tanda sebagai berikut:
  1. Fungsi spontan pernapasan jantung telah berhenti secara pasti atau irreversible,
  2. Bila terbukti telah terjadi kematian batang otak.
Dalam PP No. 18 tahun 1981 mengatakan bahwa pengertian meninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli kedokteran yang berwenang bahwa fungsi otak, pernapasan, dan atau denyut jantung telah berhenti.


Catatan kaki Prof. James T. Collins

Dalam hal ini, saya teringat kepada tafsiran seorang sahabat saya, sarjana Amerika Serikat dan pakar dalam Pengkajian Bahasa Arab, khususnya dialektologi Arab. Walaupun dia tidak menguasai bahasa Melayu, beberapa orang mahasiswanya di universitasnya di Amerika Serikat adalah orang Malaysia dan Indonesia; dia pula pernah mengunjungi Malaysia tiga atau empat kali dan berceramah di institut dan universitas Malaysia. Maka dia mengetahui sedikit banyaknya tentang bahasa Melayu.

Pada suatu ketika (mungkin tahun 1996), dia bertanya kepada saya tentang hubungan dua kata Melayu ini diserap dari bahasa Arab! Saya berusaha menjelaskannya bahwa memang kata maut berasal dari kata bahasa arab, tetapi kata mati diturunkan dari bahasa Austronesia Purba , yakni *maCey. Kemiripan susunan bunyi dan maksud semantik dalam dua kata melayu ini, yang sepatah kata pinjaman dari bahasa arab, maut, dan sepatah lagi kata warisan dari bahasa Austronesia Purba, mati, hanya merupakan kebetulan saja.

Ahli dialektologi Arab dari Amerika ini, yang sangat ahli dalam bidangnya, tidak dapat membedakan antara pinjaman dengan warisan (Collins 2003) karena dia tidak pernah mempelajari Linguistik Melayu Polinesia. Inilah masalah yang dimaksudkan di sini, yang bakal dihadapi oleh pakar Ilmu Sanskerta yang belum mempelajari Linguistik Melayu Polinesia.

Dipetik dari Catatan kaki dalam buku Bahasa Sanskerta dan Bahasa Melayu, Kepustakaan Gramedia Populer (2009), hlm. 46.

Maut atau Mati Menurut Sisi Pandang Islam
Setelah membaca katerangan di atas ,maka dapat kita pahami ,apa sebenarnya yang di sebut mati itu
Sedangkan kalimat " mati " itu sediri sangat di takuti oleh kebanyakan orang dan paling di segani oleh manusia. Akan tetapi jika kita pahami hakikatnya tentulah tidak perlu kita takut akan mati.

      Mati yang kita sebutkan di atas adalah sebagai perpisahan antara ruh dan jasad, dengan kata lain kembali ke pangkalan masing-masing, kembali ke asalnya, yang bersal dari tanah kembali ke tanah, yang berasal dari alam ruhani kembali alam ruhani.

      Adapun jasad halus, ialah ruhani, sekalipun dia telah mati, namun hubungannya masih tetap berlangsung dengan rohani manusia yang masih hidup di dunia ini, dia masih mengharap sanak kerabatnya yang di cintainya, yang masih hidup, supaya menjadi orang yang baik dan suka beramal saleh.

      Mereka merasa bahwa kedudukannya sekarang di alam barzah lebiah bebas dari pada ketika mereka masih berada di alam dunia dahulu,di mana waktu masih di dunia mereka banyak mengalami rintangan dan halangan . Oleh karena itu orang tidak perlu meratapi atau menyesali orang yang sudah mati secara berlebihan.

     Hal ini sesuai dengan ajaran Nabi S.A.W. melarang orang meratapi yang sudah mati secara berlebihan, tetapi hendaklah suka mendo'akan kepada yang sudah mati.

     Disamping itu, kita harus ingat pula bahwa mati itu adalah sudah menjadi undang -undang  Allah yang sudah di tetapkan, hidup dan mati tidak akan berpisah, maka dengan adanya mati manusia bisa memahami bahwa ia harus tunduk kepada Tuhan yang menciptakannya. Karena hidup dan mati adalah  cipta'an Allah
sesuai firman Allah dalam surat Al-Mulk ayat 2 sebagai berikut :

        " Dialah yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu,siapakah di antara kamu yang paling bagus amalnya "

Dalam keterangan ayat di atas, Allah menyebutkan mati lebih dulu dari pada hidup, dengan arti supaya "mati"  itu banyak mendapat perhatian oleh manusia, sebab mati itu adalah merupakan pintu gerbang bagi kehidupan yang " ABADI " Seperti yang di katakan oleh Ali Bin Aby Thalib  :

      "Mati itu adalah pintu dan  tiap-tiap orang memasuki pintu itu.Sedang engkau menjadi makanan mati "
     Maka bagi orang-orang mu'min tidak perlu takut akan mati.,malah mati itu merupakan pintu gerbang untuk masuk ke alam barzakh,sementara menunggu datang masanya memasuki alam akhirat.Maka di alam barzahk ini ia sudah dapat melihat apa balasan Tuhan terhadap amal perbuatannya, Maka disa'at itu ia telah merasa gembira dengan hasil amal perbuatannya yang tidak mengecewakannya .

Leave a Reply

DisClaimer Notes: Jika di Blog kami ditemukan kesengajaan dan atau tidak sengaja menyakiti siapa pun dan dalam hal apapun termasuk di antaranya menCopas Hak Cipta berupa Gambar, Foto, Artikel, Video, Iklan dan lain-lain, begitu pula sebaliknya. Kami mohon agar melayangkan penyampaian teguran, saran, kritik dan lain-lain. Kirim ke e-mail kami :
♥ amiodo@ymail.com atau ♥ adithabdillah@gmail.com