Start By Reading

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang". الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ "Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam". الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ "Maha Pemurah lagi Maha Penyayang". مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ "Yang menguasai di Hari Pembalasan". إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ "Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan". اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ "Tunjukilah kami jalan yang lurus", صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ "(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat".
Wednesday, January 16, 2013

TPFR: Bahtiar Tidak Pernah ke Poso

0 comments
Densus 88 menangkap terduga teroris (ilustrasi) / sumber gambar: tribunnews.comOleh: kahaba.info - Ming, 13 Jan 2013, 5:39 pm
Kota Bima,  Kahaba.- Tim Pencari Fakta dan Rehabilitasi (TPFR) terkait kasus penembakan terduga teroris di Bima dan di Dompu membeberkan hasil temuan sementara. Berdasarkan penelusuran dan investigasi lapangan, TPF menemukan indikasi kuat yang membantah pernyataan Kepolisian bahwa Bahtiar Abdullah (35), merupakan salah seorang pelarian Poso.
Ilustrasi
Di depan sejumlah jurnalis lokal dan nasional, Ketua TPFR Hadi Santoso, ST, MM, mengungkapkan temuan ini merupakan salah satu hasil investigasi lapangan dan wawancara yang dilakukan tanggal 11 sampai 12 Januari kemarin. TPFR memperoleh lebih dari 12 kesaksian yang membenarkan bahwa terduga tindak teroris yang ditembak mati oleh Densus 88 itu tidak pernah pergi atau kembali dari Poso  Sulawesi Tengah.
“Semua saksi yang kami temui, baik keluarga, rekan bisnis, maupun tetangga korban Almarhum tidak ada yang membantah bahwa enam tahun terakhir ini Bahtiar tidak pernah melakukan perjalanan ke Poso dan sebaliknya,” ungkap  Hadi dalam jumpa pers di Kota Bima hari Minggu (13/1/2013).

Hal ini juga, menurut Hadi, sekaligus membantah pernyataan yang kerap dilontarkan Kepolisian, yang menuding Bahtiar sebagai salah satu pelarian Poso yang hendak melancarkan aksi terornya di wilayah Bima dan Dompu.

Ketua TPFR ini juga mengungkapkan, tim yang melakukan investigasi kasus penembakan Bahtiar berjumlah lima orang yang berasal dari berbagai unsur organisasi dan profesi. Sejak dibentuk tanggal 9 Januari lalu, tim yang bekerja dengan anggaran swadaya ini mencoba menelusuri berbagai fakta dibalik beberapa kejadian besar yang terjadi di wilayah Bima dibalik stigma dan pemberitaan yang terkadang tidak sesuai dengan realitas yang ada.

Lanjutnya, dalam menjalankan tugasnya, TPFR terkendala dalam hal belum adanya data pasti dari pihak Kepolisian. Hadi mengaku, pernyataan yang dikeluarkan dari tingkat Polres, Polda, maupun Mabes Polri mengenai identitas para terduga yang ditembak mati dan ditangkap, serta jumlah dan jenis barang bukti yang diamankan selalu berubah-ubah. Hal ini membuat kerja timnya semakin berat dengan tidak jelasnya data awal dalam melakukan investigasi.

“Keterangan dari pihak Kepolisian tidak sinkron satu sama lain, kami mohon Kepolisian segera memfinalisasi data agar ada kejelasan dalam masyarakat,”  pungkasnya.  [BQ]

Leave a Reply

DisClaimer Notes: Jika di Blog kami ditemukan kesengajaan dan atau tidak sengaja menyakiti siapa pun dan dalam hal apapun termasuk di antaranya menCopas Hak Cipta berupa Gambar, Foto, Artikel, Video, Iklan dan lain-lain, begitu pula sebaliknya. Kami mohon agar melayangkan penyampaian teguran, saran, kritik dan lain-lain. Kirim ke e-mail kami :
♥ amiodo@ymail.com atau ♥ adithabdillah@gmail.com