Pasca-runtuhnya menara kembar WTC pada 2001 lalu, wajah Islam di dunia
barat menjadi tercoreng. Hal ini disebabkan karena pandangan masyarakat
barat yang menuduh umat Islam menjadi dalang dibalik serangan itu.
Nahdlatul Ulama (NU) dinilai sebagai sebuah ormas Islam yang berhasil mempromosikan nilai-nilai Islam yang sebenarnya. Juga dianggap bisa menghilangkan fobia barat terhadap agama Islam.
"NU sebagai ormas Islam di dunia, juga membantu untuk mengatasi salah paham agama dan phobia Islam di Barat. Dengan konsep pemahaman NU bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin," ujar Ketua International Institute of Quranic Studies, Dr. Holland Taylor, di Pondok Pesantren Kempek, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (16/9/2012) malam.
Menurut Holland, NU mempunyai peran besar dalam memberi pemahaman bagi umat Islam ataupun umat agama lain dalam memberikan pemahaman tentang nilai Islam. Dia menilai, banyak organisasi lain yang tidak paham mengenai Islam, tetapi mengaku seperti yang memahami Islam.
"NU mewakili Islam indonesia yang lembut, ramah dan kompleks dan tidak monolitik. Banyak yang merasa dirinya paling paham. NU justru memberikan pemahaman," terang Holland dengan bahasa Indonesia yang lancar.
Menurut pria yang tinggal di Magelang ini, NU juga mempunyai tugas untuk memikirkan bagaimana orang muslim dan non-muslim bisa hidup bersama dalam kerukunan. Menurutnya hal ini perlu dipikirkan karena kehidupan masyarakat dunia pada zaman sekarang sudah berbeda dengan kehidupan pada zaman dulu.
"Jika orang memikirkan dengan pendekatan syariah, kita perlu memikirkan bukan hanya syariah tetapi dengan fikih yang itjitihad. Untuk itu perlu dengan bijak merespon bagaimana supaya kehidupan masyarakat bisa rukun dan damai," tutup pria yang juga fasih berbahasa Jawa ini.--detikNews.com--
(riz/mad)
Nahdlatul Ulama (NU) dinilai sebagai sebuah ormas Islam yang berhasil mempromosikan nilai-nilai Islam yang sebenarnya. Juga dianggap bisa menghilangkan fobia barat terhadap agama Islam.
"NU sebagai ormas Islam di dunia, juga membantu untuk mengatasi salah paham agama dan phobia Islam di Barat. Dengan konsep pemahaman NU bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin," ujar Ketua International Institute of Quranic Studies, Dr. Holland Taylor, di Pondok Pesantren Kempek, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (16/9/2012) malam.
Menurut Holland, NU mempunyai peran besar dalam memberi pemahaman bagi umat Islam ataupun umat agama lain dalam memberikan pemahaman tentang nilai Islam. Dia menilai, banyak organisasi lain yang tidak paham mengenai Islam, tetapi mengaku seperti yang memahami Islam.
"NU mewakili Islam indonesia yang lembut, ramah dan kompleks dan tidak monolitik. Banyak yang merasa dirinya paling paham. NU justru memberikan pemahaman," terang Holland dengan bahasa Indonesia yang lancar.
Menurut pria yang tinggal di Magelang ini, NU juga mempunyai tugas untuk memikirkan bagaimana orang muslim dan non-muslim bisa hidup bersama dalam kerukunan. Menurutnya hal ini perlu dipikirkan karena kehidupan masyarakat dunia pada zaman sekarang sudah berbeda dengan kehidupan pada zaman dulu.
"Jika orang memikirkan dengan pendekatan syariah, kita perlu memikirkan bukan hanya syariah tetapi dengan fikih yang itjitihad. Untuk itu perlu dengan bijak merespon bagaimana supaya kehidupan masyarakat bisa rukun dan damai," tutup pria yang juga fasih berbahasa Jawa ini.--detikNews.com--
(riz/mad)