WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Presiden AS Barack Obama akan memperkenalkan kebijakan untuk mengurangi kekerasan akibat senjata api.
Usulan
mengenai pengendalian senjata api masih menjadi perdebatan di AS,
tetapi di negara bagian New York, pada Selasa (15/1/2013), telah lolos
sebagai sebuah kebijakan.
Obama mengatakan,
ia menginginkan adanya larangan atas senapan serbu dan tempat amunisi
dengan kapasitas besar dan juga adanya pemeriksaan yang lebih
komprehensif atas latar belakang pemohon surat izin kepemilikan senjata
api.
Perdebatan mengenai kontrol senjata di
AS kembali terjadi setelah peristiwa penembakan massal di sebuah
sekolah dasar di Newtown, Connecticut, bulan lalu.
Dalam peristiwa itu, seorang pria bersenjata menembak 27 orang,
termasuk 20 anak-anak, 6 orang guru, dan juga ibu kandungnya sendiri.
Hambatan dari oposisi
Obama
akan menyampaikan usulan itu di Gedung Putih pada Rabu (16/1/2013)
dengan didampingi anak-anak yang mengirimkan surat kepadanya setelah
penembakan Newtown terjadi.
Obama telah
mengetahui bahwa usulannya akan mendapatkan tantangan yang keras dari
oposisi di Kongres. Namun, dia mengatakan akan mempertimbangkan 19
kebijakan khusus yang dapat dibuat sebagai kebijakan eksekutif secara
sepihak.
Langkah ini termasuk hukuman yang
lebih berat terhadap perdagangan senjata, tuntutan agresif bagi orang
yang berbohong mengenai latar belakangnya dalam pemeriksaan latar
belakang dan tidak membatasi penelitian pemerintah terhadap kekerasan
bersenjata.
Lembaga
lobi persenjataan, Asosiasi Senapan Nasional (NRA), mengatakan akan
melawan segala upaya untuk membatasi akses terhadap senjata atau
amunisi.
Usulan Obama diperkirakan merupakan
hasil dari satgas yang dipimpin oleh Wakil Presiden Joe Biden, yang
bertemu dengan Presiden pada Senin dan Selasa untuk membahas tentang
rekomendasi yang dihasilkan.
Perubahan perilaku
Satgas
yang dipimpin oleh Biden bertemu dengan kelompok pendukung kontrol
senjata dan pemilik senjata api dan juga perwakilan dari industri
hiburan.
Pada Selasa (15/1/2013), legislatif
dari New York meloloskan peraturan pertama sejak penembakan di
Newtown. Para pendukung mengatakan pelarangan senjata di negara
tersebut merupakan yang paling ketat di negara AS.
"Kesadaran umum dapat menang," kata Gubernur New York Andrew Cuomo, yang merupakan seorang Demokrat.
"Anda dapat menyergap para ekstremis dengan intelejen, alasan, dan dengan kesadaran umum."
Kebijakan
yang diterapkan di New York itu merupakan pelarangan senjata yang
luas, peraturan yang membatasi tempat penyimpanan amunisi dengan
kapasitas tinggi.
Sejumlah pemilik senjata juga harus mendaftarkan diri ke otoritas.
Menurut laporan Washington Post-ABC News
yang melakukan jajak pendapat, sekitar setengah warga Amerika
mendukung kebijakan pengontrolan senjata sejak penambakan di Newtown
dengan angka 58 persen.
Sumber :
Editor :
Ervan Hardoko