KOMPAS.com - Segelintir ulama garis keras melakukan
aksi protes terhadap kebijakan Raja Arab Saudi Abdullah yang mengangkat
30 perempuan sebagai penasihat raja di Dewan Syura. Kelompok itu, tulis AFP pada Rabu (16/1/2013) mengutip YouTube,
mengatakan kalau pengangkatan itu tidak adil. "Pengangkatan itu tidak
mewakli semua golongan,"kata salah seorang pengunjuk rasa.
Kelompok itu juga meminta agar ulama mendapat kedudukan serupa di Dewan Syura. Di Arab Saudi, 150 anggota Dewan Syura diangkat oleh raja untuk memberikan pertimbangan soal kebijakan. Raja Abdullah mengangkat 30 perempuan itu pada Jumat (11/1/2013).
Pihak kerajaan mengatakan kalau keputusan pengangkatan itu sudah melalui konsultasi dengan para pemuka agama Arab Saudi. Para perempuan yang menjadi penasihat Raja Abdullah berasal dari lulusan universitas dan aktivis hak asasi manusia (HAM). Lalu, dua dari 30 perempuan tersebut adalah putri anggota kerajaan.
Pada 2011 silam, Raja Abdullah sudah memberikan hak bagi perempuan untuk memilih dan mencalonkan diri dalam pemilihan lokal pada 2015 mendatang. "Kami menolak memarjinalkan peran perempuan dalam masyarakat Saudi,"begitu pernyataan Raja Abdullah kala itu.
Kelompok itu juga meminta agar ulama mendapat kedudukan serupa di Dewan Syura. Di Arab Saudi, 150 anggota Dewan Syura diangkat oleh raja untuk memberikan pertimbangan soal kebijakan. Raja Abdullah mengangkat 30 perempuan itu pada Jumat (11/1/2013).
Pihak kerajaan mengatakan kalau keputusan pengangkatan itu sudah melalui konsultasi dengan para pemuka agama Arab Saudi. Para perempuan yang menjadi penasihat Raja Abdullah berasal dari lulusan universitas dan aktivis hak asasi manusia (HAM). Lalu, dua dari 30 perempuan tersebut adalah putri anggota kerajaan.
Pada 2011 silam, Raja Abdullah sudah memberikan hak bagi perempuan untuk memilih dan mencalonkan diri dalam pemilihan lokal pada 2015 mendatang. "Kami menolak memarjinalkan peran perempuan dalam masyarakat Saudi,"begitu pernyataan Raja Abdullah kala itu.
Pada 2011 silam, Raja
Abdullah sudah memberikan hak bagi perempuan untuk memilih dan
mencalonkan diri dalam pemilihan lokal pada 2015 mendatang.