Start By Reading

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang". الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ "Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam". الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ "Maha Pemurah lagi Maha Penyayang". مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ "Yang menguasai di Hari Pembalasan". إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ "Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan". اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ "Tunjukilah kami jalan yang lurus", صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ "(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat".
Monday, January 14, 2013

Semacam Sentilan

0 comments

 
NARELLE
dan sebuah ketukan di pintu

Perempuan itu,, semula ia duduk di beranda
mengenakan mantel ungu dengan sebuah payung
tergenggam di jemarinya yang lentik. Senyumnya begitu murni
dengan deretan gigi putih seperti deretan tut piano tanpa warna hitam
di sela-selanya,,,


Perkenalkan, namaku Narelle, Si Pembawa Payung


Suaranya cukup merdu meliuk, hingga daun-daun berjatuhan
bunga-bunga berguguran sebelum waktunya, ranting patah sebelum mengering
Hujanpun turun dengan lebatnya, meruntuki kepala, juga genting dan
atap rumah. Pohon-pohon dan papan iklan tumbang
menimpa siapapun yang hendak tengadah di bawahnya
Kapal-kapal hilang haluan dan kandas, Perahu-perahu berserakan,
juga rumah-rumah di gigir pantai yang tersusun dari pilar
kesetiaan hari-hari. Bukit-bukit longsor menelan
perkampungan. Air bah menyapu harapan. Tubuh-tubuh, sebagian
kaku dan sisanya menggigil putus asa


Lalu entah bagaimana caranya, ia masuk ke ruang tamu
Membawakanku sebuah selimut, berbicara panjang lebar
tentang musim-musim yang tertidur
dalam ingatan. Memaksaku membuka kembali ayat-ayat terlupakan
tentang kegaduhan di menara Babel, Kuruksetra, Bukit Zion,
Gunung Sinai, Golgota, padang Uhud, Karbala, Sekigahara,
Getto-getto sepanjang Warsawa hingga Auswhict, Hiroshima,
Nagasaki, Chernobyl, Aceh…Batu hijau!

(Upss..hampir aku terpedaya... mata itu,,,d
dikesempatan lain ia akan memperkenalkan diri
sebagai Arlene, Nate, Sandy, Katrina, Whilma, Zelda,,,)


Untuk apa? Tanyaku…
Hukuman? Penebusan?
Pusaran asmara dari birahi musim? Gila…
Daur hidup?
Kenapa tak sekalian kau letakkan
tangan Tuhan dimuka kami?

Tak cukupkah hidup di negeri melimpah kekayaan
tapi berkubang kemiskinan sebagai hukuman?
Hidup di negara yang katanya merdeka, berdaulat, tapi terlunta
di kampung sendiri hingga harus mengadu nasib dan menjadi jongos
di negara tetangga?
Bersabar? Tak cukupkah setiap hari makan janji yang tak ditepati?
Bersedekah? Tak cukupkah setiap hari makan kerak hutang
sementara para pejabat dan para kroni menimbun kekayaan
untuk kejayaan diri sendiri?
Berderma? Adakah negeri-negeri kaya yang tak makan keringat darah
berjuta buruh negeri ini? Tak menggasak hutan, serta menghisap
tulang-belulang sejarah yang terkubur ribuaan abad
sebagai mineral dan tambang dari tanah kami?
Moralitas? Kami Pancasilais
Beriman? Masjid-masjid kami megah Nona…

Perempuan itupun tersenyum
dan  menghilang entah kemana
Mungkin sedang  mengetuk pintu hatimu
Menggodamu
dengan pertanyaan-pertanyaan konyol lainnya

Mataram, 12 Jan 2012

Leave a Reply

DisClaimer Notes: Jika di Blog kami ditemukan kesengajaan dan atau tidak sengaja menyakiti siapa pun dan dalam hal apapun termasuk di antaranya menCopas Hak Cipta berupa Gambar, Foto, Artikel, Video, Iklan dan lain-lain, begitu pula sebaliknya. Kami mohon agar melayangkan penyampaian teguran, saran, kritik dan lain-lain. Kirim ke e-mail kami :
♥ amiodo@ymail.com atau ♥ adithabdillah@gmail.com