Mungkin kita pernah mendengar kalimat bahwa, “ Harapan adalah Asa untuk Hidup" Namun terkadang kita suatu saat merasa kehilangan sebuah harapan, karena tekanan hidup yang begitu tinggi. Jalan untuk mencapai harapan itu begitu sulitnya, sehingga seakan tak mampu lagi untuk melanjutkan langkah.
Berbagai masalah seperti tak ada habisnya, rintangan selalu mengganjal di setiap jalan yang kita lewati, sementara perjalanan masih begitu jauh untuk kita tempuh. Dalam kondisi seperti itu, tak sedikit dari kita yang kemudian menyerah, tak berani lagi berharap dan pasrah dengan mengatakan, "Biarlah hidup ini mengalir seperti air sungai."
Harapan atau Asa adalah bentuk dasar dari keyakinan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Harapan itu tak berwujud atau abstrak, yang hanya terdapat dalam pikiran kita masing-masing. Namun meskipun abstrak, harapan itu merupakan bahan bakar untuk semangat hidup kita. Orang yang putus harapan, maka semangatnya pun akan mengendur dan tentunya hal itu akan berpengaruh dalam aktivitas apapun yang dia kerjakan.
Seorang karyawan yang kehilangan harapan untuk mendapatkan posisi atau karir yang lebh baik di tempatnya bekerja, maka semangat kerjanya akan biasa-biasa saja bahkan makin lama makin menurun. Setiap hari seakan malas untuk berangkat bekerja, kalaupun datang ke kantor hanya sekedar absen untuk mengerjakan kegiatan rutin dan berharap waktu cepat berlalu agar dia bisa segera pulang. Bandingkan dengan mereka yang punya harapan akan mendapat karir yang lebih baik. Semangat kerjanya akan lebih tinggi dan setiap tugas akan dikerjakan dengan baik untuk menunjukkan prestasi terhadap perusahaan tempatnya bekerja.
Begitupun pada orang yang sedang sakit keras. Ketika dia sudah putus harapan bahwa penyakitnya bisa sembuh, maka semangatnya juga akan menurun drastis. Sehari-hari akan tampak murung dan menangisi penyakit yang menimpanya. Obat yang diberikan dan dokter yang menangani sudah dianggap tak akan mampu untuk membuat dia pulih. Orang seperti inilah yang menurut ahli kesehatan paling sulit untuk disembuhkan. Berbeda sekali dengan mereka yang punya harapan untuk sembuh. Meskipun kondisi sakit, mereka akan selalu terlihat gembira. Segala pengobatan akan mereka coba demi untuk memberikan kondisi kesehatan yang lebih baik.
Memang dalam hidup ini tak akan lepas dari masalah dan ujian. Tak selamanya setiap harapan kita akan bisa terwujud, karena harapan adalah ikhtiar manusia yang dibarengi dengan usaha dan doa. Dibalik itu semua ada Sang Pencipta kita yang mengatur roda kehidupan ini. Tuhan tak akan mesti mengabulkan apa yang menjadi harapan kita, tapi setidaknya Dia selalu memberi apa yang kita butuhkan. Air yang kita minum, makanan yang kita makan, rezeki yang kita terima dan kesempatan hidup sampai dengan saat ini, merupakan sebuah karunia yang patut kita syukuri. Ketika harapan kita tidak terwujud, bukan berarti bahwa Tuhan tidak sayang atau pilih kasih dengan kita. Tapi itu semuanya Tuhan lakukan untuk mendidik kita agar menjadi hamba yang lebih baik.
Ingatlah sobat... Seorang ibu takkan rela manyabung nyawa untuk melahirkan, jika dia tidak punya harapan yang baik akan anaknya kelak. Seorang petani takkan rela menunggu 3-4 bulan untuk menggarap sawahnya jika tak punya harapan untuk bisa panen. Seorang guru takkan rela mengajar setiap hari jika tak punya harapan anak didiknya akan menjadi orang yang berguna. Semuanya karena harapan yang merupakan bahan bakar untuk menumbuhkan semangat. Jika tidak ada harapan maka semangat kita pun akan surut dan lama-lama akan mati.
Para motivator handal selalu menyatakan, "HOPE can be Helping Oppressed People Everywhere" (Harapan dapat membantu orang yang merasa tertekan dimana saja).
Dan sebuah lagu "Insya Allah" dari Maher Zein yang sering kita dengar juga menulis dalam baitnya, "Don't Desperate and Never Lose Hope, Cause Allah is Always by Your Side" (Jangan pernah berputus asa dan kehilangan harapan, karena Allah selalu di sisimu).