Start By Reading

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang". الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ "Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam". الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ "Maha Pemurah lagi Maha Penyayang". مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ "Yang menguasai di Hari Pembalasan". إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ "Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan". اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ "Tunjukilah kami jalan yang lurus", صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ "(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat".
Monday, January 14, 2013

BELAJAR BERSAMA

0 comments
 
Mungkin ada diantara kita (orang tua) yang pernah mengalami kesulitan untuk mendorong putra-putrinya belajar. Dan terpaksa setiap hari harus seperti polisi yang mengingatkan mereka untuk belajar dengan berbagai macam cara, mulai dari membatasi hal-hal yang dianggap mengganggu kegiatan belajar (mainan, televisi, komputer), hingga "menemani" mereka belajar. Ada juga yang saking frustasinya, menjadi masa bodoh, terserah, apakah anak-anak mau belajar atau tidak. Namun ketika mereka mendapat nilai yang jauh dari harapan, orang tua merasa kebakaran jenggot dan menyalahkan anaknya yang malas dan tidak mau menurut kata-kata orang tua.


#ah, repot banget jadi anak, ya......

Saya termasuk orang yang pada tahun-tahun pertama ibarat hansip, sering meniupkan peluit, agar mereka patuh dengan kesepakatan bersama tentang jam belajar. Namun saya bukan termasuk orang yang "menemani" belajar dengan cara yang sering saya lihat pada sebagian besar ibu-ibu, yaitu membacakan buku pelajaran, sementara anak-anak mereka mendengarkan, atau membacakan soal-soal, lalu anak-anak mereka memberikan jawabannya. Tidak!Saya selalu katakan (dan saya lakukan),"Bunda kan juga harus belajar. Jadi kita belajar bersama. Nanti kalau ada yang perlu kalian tanyakan, tanyakan saja ke bunda, dan kita cari jawabannya bareng2....."Lalu kami menekuri pekerjaan kami masing-masing. Anak-anak dengan buku pelajaran mereka dan saya dengan buku atau kompi untuk menulis. Dan tak semua pertanyaan mereka bisa saya jawab dengan spontan, saya lebih suka mengajak mereka kembali membuka buku mereka atau buku lain jika jawaban tak ada dalam buku. Sekarang lebih mudah, mister google bisa menggantikan peran untuk menjawab pertanyaan.

Ada teman yang mengatakan saya keterlaluan kepada anak. "Apa nggak kasihan, mbak?"

Saya lebih kasihan kalau mereka enggan membaca buku pelajaran mereka sendiri, dan harus bergantung pada orang lain untuk membacakan buku-buku mereka. Mau sampai kapan orang tua bisa menemani dengan cara seperti ini? Justru ini akan mengurangi ketelatenan anak-anak untuk membaca, dan itu menyebabkan anak-anak merasa cepat lelah saat membaca. Apalagi, ketrampilan membaca bukan sekedar membaca rangkaian huruf, kata dan kalimat, tapi juga menangkap makna dari bacaan itu juga.

Akhir-akhir ini, beberapa teman lama yang sempat bertemu dan berbagi, ia menceritakan masih kesulitan untuk membiasakan anak-anak mereka belajar secara mandiri. Padahal, tingkat sekolah dasar telah mereka lampaui.

Lalu saya yang balik bertanya,"Apa nggak kasihan, bu?" Teman-teman saya menggeleng-gelengkan kepala dengan lesu dan wajah putus asa. Lalu menjawab,"Wis.... tak lesno wae (sudahlah, saya les-kan saja)." Padahal les tidak membudayakan proses belajar, bahkan semakin memurukkan anak-anak kita pada habit non-kreatif, dan hal itu diakui sendiri oleh seorang kawan yang mengajar di sebuah LBB.

Maka, saya sangat yakin, anak pada dasarnya lebih sering menyontoh apa yang terdekat ada di sekitar mereka. Orang tua yang juga "belajar" pada saat mereka juga harus "belajar", lebih melekat pada pikiran, jiwa dan alam bawah sadar mereka tentang "belajar" adalah sebuah proses yang menyenangkan, menggairahkan, menantang, menarik, tanpa harus bergantung pada orang lain. Dan anak-anak seperti ini tidak akan (jarang) mengeluh saat mendapatkan setumpuk tugas dari guru-guru mereka. Kalau toh mengatakan lelah, mereka tetap akan memngerjakan secara mandiri dan menuntaskannya dengan maksimal tanpa meminta orang lain untuk "mengerjakannya"......

Leave a Reply

DisClaimer Notes: Jika di Blog kami ditemukan kesengajaan dan atau tidak sengaja menyakiti siapa pun dan dalam hal apapun termasuk di antaranya menCopas Hak Cipta berupa Gambar, Foto, Artikel, Video, Iklan dan lain-lain, begitu pula sebaliknya. Kami mohon agar melayangkan penyampaian teguran, saran, kritik dan lain-lain. Kirim ke e-mail kami :
♥ amiodo@ymail.com atau ♥ adithabdillah@gmail.com